Grid.ID - Siswa SMA bernama Ardian Hafidz Annafi ini bikin satu Indonesia bangga.
Dikenal sebagai siswa berprestasi, anak buruh bangunan itu berhasil diterima di 7 universitas bergengsi di luar negeri.
Ternyata sejak kecil Ardian sudah punya kebiasaan ini sehingga membuat banyak kampus bergengsi di luar negeri berebut mendapatkannya.
Ardian merupakan siswa SMA Pradita Dirgantara Boyolali.
Belum lama ini namanya jadi perbincangan karena prestasi yang ia raih.
Tidak sedikit yang salut dengan semangat belajar Ardian meski ia terlahir di keluarga sederhana.
Ayah dan ibu Ardian, Mardiyono dan Yuni Puji Astuti, hanya orang biasa.
Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sementara ibunya, membuka jasa laundry di rumah.
Tapi, meski tak bisa mengajari anaknya dengan ilmu cerdik pandai, Warga Dukuh/Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali itu tak pernah putus mendoakan anaknya.
Yuni mengaku sejak dulu tak pernah memaksa anaknya, Ardian untuk belajar.
Sebab, anaknya memang lebih suka baca buku ketimbang bermain.
Meski berpenghasilan pas-pasan, Yuni mengaku bisa menyisihkan keuangan untuk memanggil guru privat di rumah.
"Karena dia suka belajar. Saat SD kemudian saya panggilkkan les privat matematika dan bahasa Inggris," jelasnya, Minggu (15/5/2022).
Selain itu usaha lahiriah itu, usaha batin tak pernah dia tinggalkan.
Selain selalu mendoakan anaknya setelah sholat lima waktu, dia juga hampir tak pernah meninggalkan sholat malam.
"Setelah sholat tahajud. Saya doakan kedua anak saya supaya menjadi anak Sholeh dan Sholihah," ucapnya.
Hal itupun juga dilakukan Ardian.
Selama SMP, Ardian selalu bangun sebelum Subuh.
Setelah salat tahajud, ia membaca-baca buku.
Selain buku pelajaran, berbagai buku bacaan seperti novel dia lalap untuk memenuhi dahaganya membaca.
Sementara itu, Insani guru agama Ardian sewaktu SD mengatakan Ardian merupakan sosok siswa berprestasi sekaligus siswa yang taat dalam beragama.
Dia pun melihat anak didiknya itu tak pernah meninggalkan sholat Dhuha.
"Apalagi saat jelang ujian dulu. Saya tanya, ternyata selain sholat Dhuha, Hafidz (sapaan Ardian) juga sholat malam juga," ungkapnya.
Jadi Rebutan Universitas Bergengsi di Luar Negeri
Prestasi Ardian Hafidz Annafi kembali dibuktikan setelah ia lulus SMA.
Remaja usia 18 tahun itu diterima di tujuh kampus kenamaan dunia.
Ketujuh kampus tersebut tersebar di Kanada, Selandia Baru, dan Australia.
Beberapa perguruan tinggi yang mengincar Ardian mulai dari University of Toronto, University of British Columbia, The University of Western Australia, Wageningen University, University of Otago dan Curtin University, dan Victoria University of Wellington.
Beberapa kampus itu menempati peringkat top 100 dunia versi QS World University Rankings (WUR).
Ardian merupakan siswa sekolah unggulan SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, sekolah asrama milik TNI AU.
Sekolah ini mirip seperti SMA Taruna Nusantara di Magelang yang dimiliki TNI AD.
Dikutip dari TribunSolo.com, Ardian tinggal di Dukuh/Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali.
Ia bukan anak orang kaya.
Oleh karena itu, prestasi yang ditoreh anak pertamanya itu membuat pasutri itu terharu.
Keduanya tak bisa membendung air matanya saat mengisahkan anaknya diterima di 7 universitas luar negeri yang masuk kategori top university.
Yuni mengaku mendapat informasi jika anak keterima di universitas luar negeri ini dari grup WA orang tua SMA Pradipta Dirgantara, Jumat (13/5/2022).
"Saya langsung terharu. Senang gembira. Alhamdulillah anak saya keterima di luar negeri," ujarnya.
Dia yang hanya memiliki penghasilan bersih Rp 50 ribu per hari bakal memiliki anak yang kuliah di luar negeri.
Apalagi, kuliah tersebut bakal di biayai oleh negera melalui program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Bahkan setelah diterima program beasiswa tersebut, ada 6 universitas lainnya yang meminangnya.
"Jadi daftarnya itu satu. Yang di UBC (University of British Columbia) tapi kemudian 6 universitas lainnya melamarnya jadi mahasiswa," jelasnya.
Namun, anaknya tersebut akhirnya memutuskan mengambil studi Bachelor of Science di University of British Columbia dengan beasiswa penuh Kemendikbudristek.
Mardiyono mengisahkan, sejak kecil anaknya itu memang lebih senang membaca ketimbang bermain dengan anak seumurannya.
Prestasi akademik Ardian kecil di sekolah memang moncer.
Di SD Negeri 2 Nepen maupun SMP Negeri 1 Boyolali, anaknya hampir selalu jadi peringkat pertama di kelasnya, khususnya setelah kelas 4 SD.
"Dia tidak suka main. Sukanya baca-baca. Bahkan sampai saat ini kalau ada kesempatan masih baca buku di perpustakaan daerah Boyolali," jelasnya.
Diolah dari artikel di TribunSolo.com yang berjudul Ardian Hafidz, Anak Kuli Bangunan Boyolali yang Jadi Rebutan Kampus Australia, Buku adalah Mainannya
(*)