Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Kabar hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz, putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih menyita perhatian publik hingga saat ini.
Bahkan, masyarakat Tanah Air pun beramai-ramai berdoa agar Emmeril dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Minggu (29/5/2022), pencarian Emmeril pun masih terus dilakukan hingga saat ini.
Ya, KBRI Swiss menjelaskan bahwa pencarian akan dilakukan menggunakan sensor yang dapat mendeteksi hingga kedalaman 3 meter.
"Metode pencarian besok akan menggunakan perahu dan sensor yang mampu mendeteksi hingga kedalaman tiga meter," tulis KBRI.
Seperti yang diketahui, pria yang kerap disapa dengan panggilan 'Eril' itu hilang pada Kamis (26/5/2022) lalu.
Hingga kini pencarian pun masih terus dilakukan.
Tak sedikit pula yang merasakan kesedihan atas hilangnya Eril di sungai Aare, Swiss.
Salah satu yang merasakan kesedihan adalah asisten keluarga Ridwan Kami, yakni Hendar Zaehanan.
Dikutip Grid.ID dari TribunJabar.id pada Minggu (29/5/2022), ia mengatakan bahwa ia sudah menganggap Eril sebagai adiknya sendiri.
Ya, 16 tahun mengabdi di keluarga sang Gubernur, Hendar mengaku bahwa hubungannya bak sudah seperti keluarga sendiri.
Ia juga mengenal Eril adalah sosok yang pandai berenang.
"Saya sama keluarga sudah hampir 16 tahun di sini sama Bapak (Ridwan Kamil). Jadi udah kayak adik, Aa itu," ujarnya.
Kabar hilangnya Eril yang juga belum ditemukan hingga kini membuat hati Hendar merasa tak tenang.
Dirinya juga khawatir akan keadaan Eril di tengah sungai.
"Dari pagi kemarin pas dengar berita sampai sekarang saya susah," ujarnya.
"Terharu lihat video, foto, teringat beliau, gimana dia keadaannya gitu, dia kedinginan apa gimana gitu," lanjutnya sambil menangis.
Tak hanya itu, Hendar kian merasa sedih lantaran selama pandemi Covid-19, ia selalu menemani Eril tinggal di rumah pribadi Ridwan Kamil di Komplek Cigadung, Kota Bandung.
"Si Aa (Eril) tinggal di sini sama saya," kata Hendrar.
"Tinggalnya di sini semenjak setahun, dulu kan tinggal di Pakuan, setahunan ini tinggal di sini, mungkin karena di sana terlalu ramai, dia inginnya fokus belajar di sini gitu, kuliahnya mungkin," jelasnya.
(*)