Generasi demi generasi memang terus berganti tetapi apa yang menjadi dasar tumbuhnya ruang publik ini niscaya tidak terhenti: seniman dan lembaga senantiasa menjabat tangan secara hangat dan mendukung munculnya bentuk-bentuk kesenian yang membanggakan.
Karenanya betapa Bentara Budaya amat berbahagia bisa menjadi bagian dalam perjalanan berkesenian kelompok An.de.fi.ni.si+a.
Mengangkat tema yang kompleks yakni respons kreatif atas persoalan kemanusiaan, lingkungan, serta sisik-melik kebudayaan, para perupa mengetengahkan sepilihan karya gambar (drawing) yang menarik buat disimak pada pameran yang berlangsung 25 – 30 Mei 2022 ini.
Dari sekian kelompok dan komunitas seni yang mengikuti gelaran pameran drawing, yang digagas oleh Forum Drawing Indonesia dengan format Indonesia Menggambar, Andefinisia salah satu kelompok dengan pilihan nama tidak biasa.
Kosa Undefinisia diIndonesiakan menjadi Andefenisia. Nama kelompok ini secara terang, tidak saja mengubah persepsi tentang definisi tapi juga mengarahkan pikiran kita pada apa yang tidak terdefinisi. Definisi diketahui sebagai batasan. Andefinisi disepakati oleh mereka sebagai sesuatu yang "tidak" terbatas, meski dari semula mereka menyadari pijakan dari suatu batasan adalah definisi itu sendiri.
Mereka berharap problem teknis perihal definisi drawing, setidak-tidaknya bisa dilewati. Tidak seperti seni grafis yang belum move on soalan teknis dan etik.
Perkembangan lebih lanjut dimungkinkan pada wilayah ide atau konsep dan bagaimana hasil dari karya itu sendiri. Pada akhirnya pesan dan makna dibalik karya menjadi nilai lebih, yang darinya setiap orang dapat menafsirkannya secara arbitrer, mengambil manfaat atau bahkan terinspirasi dari amatan atas karya seni yang sedang diamati.
Pendeknya, ia merupakan media perenungan. Yang berangkat dari wilayah praktik, namun sekaligus berjarak dari area pragmatik.
Upaya menyampaikan gagasan dan cita rasa estetik yang ingin dicapai perupa, salah satunya adalah bagaimana sebuah karya seni memberi dampak terhadap audiennya, paling tidak mengetuk pikiran oleh apa yang dirasa ketika penetrasi itu sedang berlangsung.
Audiens secara langsung atau pun tidak memproyeksikan persepsi dan imajinya dalam kaitannya dengan visual dan keterhubungan konsep dibaliknya. Dari sini audien memiliki gambaran dan sinyal menangkap pesan atas karya tersebut.
“Kelompok Andefinisia” yang digawangi oleh perupa Mahdi Abdullah merupakan salah satu kelompok yang ikut aktif menggerakkan dan akan mewarnai peta seni rupa. Kegiatan pameran ini merupakan bagian dari “Bulan Mei sebagai Bulan Menggambar Nasional” yang diharapkan dapat diapresiasi secara luas oleh public penikmat seni rupa di Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.
(*)