Find Us On Social Media :

Perbedaan Metode yang Digunakan SAR Indonesia dan Swiss Saat Mencari Orang Tenggelam di Sungai, Kepala Basarnas: di Luar Negeri kan Sungainya Lebar-lebar

By Citra Widani, Sabtu, 4 Juni 2022 | 11:41 WIB

Kepala Basarnas mengungkapkan beberapa metode yang biasa digunakan timnya untuk mencari orang tenggelam di sungai.

Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mengungkapkan beberapa metode yang biasa digunakan tim SAR Indonesia untuk mencari orang tenggelam di sungai.

Hal ini diungkapkan Henri merespons hilangnya anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis (26/5/2022).

Henri memaparkan bahwa tim SAR Tanah Air biasanya akan menggunakan metode underwater searching device.

Yang kedua adalah memasang detektor yang dapat memperlihatkan benda-benda yang ada di dalam sungai, termasuk manusia.

Pihaknya juga menggunakan metode jaring yang dipasangkan di ujung sungai untuk membantu menangkap jasad yang sudah terdeteksi sebelumnya di alat detektor.

"Kita ini menggunakan peralatan yang namanya underwater searching device, itu inovasi kita," ungkap Henri, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Jumat (3/6/2022).

"Yang kedua menggunakan alat aqua eye, yaitu menggunakan detektor seperti radar gitu, itu akan ketemu bahwa itu ikan, ini kedebok, ini manusia, itu sudah bisa kita deteksi. Jadi begitu yakin, kita menyelam di situ."

"Kalau di sungai-sungai alur jeram kita lihat kecepatannya, begitu tahu kecepatannya, di ujung tertentu kita pasang jaring," jelas Henri.

Baca Juga: Berbekal Tongkat Kayu, Ridwan Kamil Tak Kenal Lelah Susuri Sungai Aare Demi Cari Keberadaan Eril, Atalia Praratya: Ini yang Dilakukan Ayahmu Setiap Hari Ril

"Jaringnya jaring besar, sehingga apabila dia lewat, akan tersangkut di situ. Itu cara kita dan itu sangat efektif," lanjutnya.

Lebih lanjut, Henri menyampaikan bahwa metode yang dipakai di Indonesia tidak selalu bisa diterapkan di luar negeri, dalam hal ini Swiss.

Mengingat sungai Aare yang menjadi tempat hilangnya Eril sangat luas, dingin, dan memiliki arus deras.

"Beda mungkin kalau di luar negeri kan sungainya lebar-lebar, jadi beda sekali," sambungnya.

Di sisi lain, Dubes Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad menyampaikan bahwa tim SAR Swiss dan aparat kepolisian setempat menerapkan 3 metode dalam pencarian Eril.

Pertama adalah menggunakan boat searched, yakni perahu yang dinaiki beberapa tim untuk memantau kondisi dalam sungai dengan menggunakan teropong kaca.

Selain pencarian dengan perahu, tim SAR juga mencari melalui udara dengan menggunakan drone, serta mengutus beberapa anggotanya untuk menyelam langsung ke sungai.

"Metode pencarian hari ini lebih intensif, yaitu dengan perahu atau boat searched, juga menggunakan drone guna menyisir tepian sungai Aare dan melakukan penyelaman," tutur Muliaman Hadad.

Baca Juga: 'Bahagiakan Dia dalam Keindahanmu' Ikhlaskan Kepergian Eril untuk Selama-lamanya, Ridwan Kamil Tulis Pesan Pilu Titipkan Jasad sang Putra pada Sungai Aare

(*)