Laporan Wartawan Grid.ID, Novia
Grid.ID - Baru-baru ini Angelina Sondakh kembali membagikan kisah hidupnya.
Usai 10 tahun mendekam di balik jeruji besi, Angelina Sondakh mengaku banyak belajar dan mengambil hikmah.
Meski sempat terpukul, ibu satu anak itu kini mengaku lebih legowo dan berbesar hati menerima kenyataan.
Selain itu, ia juga menyadari kehidupan masa lalunya yang kelam diakui berdasarkan kesalahannya sendiri.
Sebelum terjerat kasus korupsi Wisma Atlet, ia pun mengaku sempat congkak dan membanggakan diri.
Kala itu, Angelina Sondakh tak memungkiri sempat dibuat besar kepala saat kariernya di dunia politik begitu melejit.
Di usianya yang masih 26 tahun, itu mengaku telah mendapatkan segalanya berkat memasuki dunia politik.
Namun bak tersambar karma instan, Angelina Sondakh justru terperosok dalam lubang hitam korupsi.
Ia terpaksa harus mendekam selama 10 tahun di balik jeruji besi akibat kesalahannya.
Dikutip Grid.D dari YouTube Melaney Ricardo, Sabtu (4/6/2022), mantan putri Indonesia itu kembali mengisahkan hidupnya.
"Hidupku sangat sempurna dan manis pada waktu itu, aku anggota DPR umur 26 tahun, aku punya posisi strategi, karirku naik," ujar wanita yang akrab disapa Angie.
Kendati begitu, ibunda Keanu Massaid itu tak memungkiri bahwa dirinya telah terbuai oleh kekuasaan.
Ia juga mengakui sempat merasa gila hormat kepada siapapun yang ada di bawahnya.
Angie pun mengakui sempat takut kehilangan jabatan, sebelum terjerumus dalam kasus korupsi.
"Orang nyari aku, perlu aku, aku kayaknya mabuk kekuasaan, mabuk harta, kegilaan akan dihormati, ketakutan kehilangan jabatan," ujar Angie.
"Kalau lagi mabuk kamu nggak sadar ada bencana di depanmu, nggak bisa mikir waktu itu," ujar Angie.
Tak memungkiri kesombongan yang diperbuat, Angelina Sondakh pun menyebut dirinya terlalu berambisi di dunia politik saat usianya masih belia.
"Kaya misal kita udah terbuai, mimpi terlalu tinggi, gas pol, aku nggak tau caranya berhenti," ujar Angie.
"Nggak ada, aku dibutakan dengan power, uang, hedon lah, akhirnya mata hati kita tertutup, adanya cuma ambisi."
"Udah jadi ketua A, ketua B, ketua C, kurang aja," pungkasnya.