"Aku bahkan tidak tahu di mana itu Portwingkle berada, aku harus mencarinya," kata Audrey.
Glyn menuliskan satu-satunya orang yang pernah tahu tentang keterlibatannya dengan Pasukan Intelijen Inggris adalah ayahnya.
"Butuh waktu tiga tahun setelah dia meninggal untuk membacanya, dan saya benar-benar heran," ujarnya.
Dalam kisah Glyn, ia menyebut kapten intelijen Inggris yang merekrutnya menjadikannya sebagai salah satu dari 20 anak-anak intelijen dari seluruh negeri.
Glyn harus menghadiri gimnasium dua kali dalam seminggu.
Di sana, ia belajar bela diri dan dipaksa merangka melalui pipa beton.
Tugas utamanya adalah merangkak melalui pipa dan kemudian membuat jalan keluar.
Setelah itu dia menyampaikan pesan kepada tahanan bahwa pasukan intelijen segera menyelamatkannya.
Sesuatu yang paling mengejutkan bagi Audrey adalah ketika Glyn bertanya pada kaptennya, 'apa yang harus saya katakan pada istri?'.
"Saya melihat ke belakang dan berpikir tentang kehidupan macam apa yang dimiliki suami saya, namun dia tetap bertahan dengan saya," kata Audrey.
"Saya berharap bisa bertanya kepadanya, mengapa saya tidak pernah tahu?" tambahnya.
(*)