Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Sulit dipercaya tapi terjadi, puluhan tahun menikah, wanita bernama Audrey Philips tak pernah tahu soal pekerjaan suaminya.
Padahal pernikahan Audrey Philips suaminya sudah berjalan selama 64 tahun.
Audrey Philips baru mengetahui pekerjaaan sang suami, Glyndwr, ketika pria yang ia cintai telah meninggal dunia.
Melansir Daily Mirror dari Intisari, Audrey Philips mengaku sudah menikah dengan Glyn selama 64 tahun.
Glyn meninggal pada tahun 2015, dan kebenaran mengejutkan tentang identitas suaminya baru terungkap.
Awalny, Audrey hanya mengenal Glyn sebagai seorang pria dari keluarga insinyur sipil.
Seperti kebanyakan pemuda lainnya, Glyn suka bermain sepak bola di kawasan setempat.
Pasangan ini telah memiliki dua anak dan lima cucu serta tiga cicit.
Sepanjang tahun 40-an, 50-an, hingga 60-an, setelah mereka menikah, suaminya bekerja sebagai pasukan Intelijen Inggris dan bergabung sejak usia 13 tahun.
Dokumen yang ditemukan Audrey menunjukkan bahwa suaminya adalah mata-mata dia dikeluarkan sekolah pada tahun 1944.
Foto yang Audrey temukan yakni suaminya mulai bekerja untuk operasi XX.
Operasi tersebut adalah proyek kontra-spionasi MI5 yang melihat agen Nazi di Inggris digunakan oleh Inggris untuk menyiarkan informasi yang salah dan dikirim ke Jerman.
Surat-surat Glyn mengungkapkan bahwa dia adalah seorang anak yang dilatih untuk merangkak melalui pipa beton ke penjara.
Dia berbicara kepada tawanan peran Jerman, kemudian merangkak untuk kembali.
Dalam dokumen itu Glyn direkrut oleh kapten Pasukan Intelijen Inggris.
Bahkan, sampai perang berakhir, dan menikahi Qudrey, misi Glyn belum selesai.
Kisah mengenai kehidupan Glyn telah membuat Audrey terkagum-kagum.
Audrey membaca kisah hidup Glyn pada 2017, setelah suaminya meninggal akibat penyakit parkinson di tahun 2015.
Audrey kemudian menerbitkan kisah hidup Glyn ke dalam sebuah buku berjudul 'Operation XX And Me: Did I Have A Choice?'.
"Saya tidak pernah memperhatikan bahwa dia sering pergi untuk waktu lama, karena bekerja jauh dari rumah," kata Audrey.
"Dia menulis ceritanya bahwa salah satu misinya ada di sebuah tempat bernama Portwinkle di Cornwall. Aku tidak percaya ketika aku membaca itu," lanjutnya.
"Aku bahkan tidak tahu di mana itu Portwingkle berada, aku harus mencarinya," kata Audrey.
Glyn menuliskan satu-satunya orang yang pernah tahu tentang keterlibatannya dengan Pasukan Intelijen Inggris adalah ayahnya.
"Butuh waktu tiga tahun setelah dia meninggal untuk membacanya, dan saya benar-benar heran," ujarnya.
Dalam kisah Glyn, ia menyebut kapten intelijen Inggris yang merekrutnya menjadikannya sebagai salah satu dari 20 anak-anak intelijen dari seluruh negeri.
Glyn harus menghadiri gimnasium dua kali dalam seminggu.
Di sana, ia belajar bela diri dan dipaksa merangka melalui pipa beton.
Tugas utamanya adalah merangkak melalui pipa dan kemudian membuat jalan keluar.
Setelah itu dia menyampaikan pesan kepada tahanan bahwa pasukan intelijen segera menyelamatkannya.
Sesuatu yang paling mengejutkan bagi Audrey adalah ketika Glyn bertanya pada kaptennya, 'apa yang harus saya katakan pada istri?'.
"Saya melihat ke belakang dan berpikir tentang kehidupan macam apa yang dimiliki suami saya, namun dia tetap bertahan dengan saya," kata Audrey.
"Saya berharap bisa bertanya kepadanya, mengapa saya tidak pernah tahu?" tambahnya.
(*)