Pria kelahiran Lamongan 33 tahun silam tersebut lantas menceritakan kehidupan di masa lalunya.
Selepas menamatkan pendidikan SLTA, Fatchul yang kini berprofesi sebagai anggota TNI AD itu bergabung dengan anak-anak punk yang ada di wilayahnya.
"Namanya juga usia muda, saya ingin mencari jati diri. Saya ikut bergabung dengan anak punk. Jadi salah pergaulan," ungkap lelaki yang baru 2 tahun lalu melepas masa lajangnya.
Meskipun bergabung dengan kelompok anak jalanan, Fatchul bersyukur tidak sampai menindik, mentato bagian dari tubuhnya, atapun mencicipi narkoba.
Kehidupannya bersama anak punk, tentu diluar sepengetahuan kedua orang tuanya.
Bagi dia, pantang membuat bapak ibu tercintanya merasa sedih dengan kehidupan yang dijalani saat itu.
"Waktu itu, bapak ibu saya tidak tahu dengan kehidupan yang saya jalani. Apalagi bapak saya pas jadi TKI di Malaysia," ungkap anggota TNI yang berdinas di Kabupaten Kediri ini.
Menghabiskan masa mudanya bersama teman punk, akhirnya berdampak pada kehidupan ritualnya.
"Kalau minum minuman keras sudah biasa, ninggalin sholat ya sudah biasa, namanya juga ikut pergaulan yang ada," ungkapnya.
Meski demikian, jemaah haji yang berangkat bersama ibu tercintanya ini pantang meninggalkan sholat Jum'at.
"Satu kali pun saya tidak pernah meninggalkan sholat Jum'at, karena itu harga diri seorang laki-laki," ucapnya.