Grid.ID - Kisah hidup mantan anak punk yang satu ini bisa dijadikan contoh baik bagi banyak orang.
Pasalnya, mantan anak punk ini memilih tobat dari pergaulan bebas yang dijalaninya.
Pria ini bahkan memutuskan untuk tobat dan naik haji setelah tak lagi jadi anak punk jalanan.
Tak cuma itu, ia juga memperbaiki dirinya dan akan melakukan hal mulia untuk kehidupannya.
Lantas, seperti apa kisah mantan anak punk yang satu ini?
Fatchul Supriyanto, tak menyangka bisa menunaikan rukun Islam yang ke-5 di usia relatif muda.
Ia diputuskan menjadi ahli waris pengganti haji sang bapak yang sudah meninggal dunia setahun lalu.
Momen berangkat haji bagi mantan anak punk ini merupakan cambukan besar untuknya agar bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Sejak dirinya dinyatakan sebagai ahli waris pengganti haji, Fatchul pun mulai mencari kyai dan gus dari pesantren di daerah Kediri untuk memberinya semangat.
Gus Rofik Kediri, salah satu Gus yang menjadi rujukan Fatchul memotivasinya dengan kata Lebih baik menjadi mantan preman, daripada menjadi mantan ustad
"Sempat terbersit ketakutan dalam diri akan dosa-dosanya di masa muda. Sempat takut katanya ada balasan pas di Mekkah, tapi ya kalau niat ingin berubah menjadi baik, kenapa tidak," ujarnya, Senin (6/6/2022).
Pria kelahiran Lamongan 33 tahun silam tersebut lantas menceritakan kehidupan di masa lalunya.
Selepas menamatkan pendidikan SLTA, Fatchul yang kini berprofesi sebagai anggota TNI AD itu bergabung dengan anak-anak punk yang ada di wilayahnya.
"Namanya juga usia muda, saya ingin mencari jati diri. Saya ikut bergabung dengan anak punk. Jadi salah pergaulan," ungkap lelaki yang baru 2 tahun lalu melepas masa lajangnya.
Meskipun bergabung dengan kelompok anak jalanan, Fatchul bersyukur tidak sampai menindik, mentato bagian dari tubuhnya, atapun mencicipi narkoba.
Kehidupannya bersama anak punk, tentu diluar sepengetahuan kedua orang tuanya.
Bagi dia, pantang membuat bapak ibu tercintanya merasa sedih dengan kehidupan yang dijalani saat itu.
"Waktu itu, bapak ibu saya tidak tahu dengan kehidupan yang saya jalani. Apalagi bapak saya pas jadi TKI di Malaysia," ungkap anggota TNI yang berdinas di Kabupaten Kediri ini.
Menghabiskan masa mudanya bersama teman punk, akhirnya berdampak pada kehidupan ritualnya.
"Kalau minum minuman keras sudah biasa, ninggalin sholat ya sudah biasa, namanya juga ikut pergaulan yang ada," ungkapnya.
Meski demikian, jemaah haji yang berangkat bersama ibu tercintanya ini pantang meninggalkan sholat Jum'at.
"Satu kali pun saya tidak pernah meninggalkan sholat Jum'at, karena itu harga diri seorang laki-laki," ucapnya.
Merasakan kehampaan dalam dunia punk, setahun berikutnya ia ikut pamannya berjualan tahu campur Lamongan di Kota Surabaya.
Di kota pahlawan inilah, Fatchul bertemu dengan seorang TNI yang akhirnya mengantarkan ia menjadi seorang abdi negara.
Dia berharap, melalui perjalanan ritualnya ini bisa makin memantapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
"Sebelum terdaftar ahli waris pengganti haji, sholat saya masih sering bolong. Kalau sudah capek, sering lewat sholatnya. Sekarang saya berusaha sholat lima waktu tepat waktu," harap Fatchul.
Di tempat mustajabah Makkah Madinah nanti, Fatchul ingin mendoakan sang bapak yang telah meninggal dunia mendahuluinya, diberikan kehidupan yang berkah, serta dikarunia putra yang belum didapatkan di dua tahun pernikahannya ini.
Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul
Kisah Tobatnya Mantan Anak Punk Naik Haji, Jadi Momen Cambukan untuk Berbuat yang Lebih Baik lagi
(*)