Find Us On Social Media :

Pihak Sekolah Ngaku Lalai Tak Awasi, Siswa MTS Meninggal Dunia Usai Jadi Korban Bullying dan Kekerasan Oleh Temannya, Warganet Beri Kecaman

By Annisa Marifah, Rabu, 15 Juni 2022 | 10:49 WIB

Keluarga menangisi siswa MTs korban perundungan yang meninggal dunia

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah

Grid.ID — Kasus bullying dan kekerasan di sekolah kembali terjadi.

Dilansir Grid.ID dari akun Instagram @lambegosiip pada Rabu (15/6/2022), beredar video singkat yang memperlihatkan kesedihan keluarga korban terduga bullying.

Tampak keluarga korban menangis pilu saat jenazah korban diturunkan dari ambulance.

Terihat pula, momen seorang wanita yang diduga ibu korban mencium kening korban saat masih di rumah sakit.

Warganet yang melihat hal ini pun mengutuk perundung yang telah melenyapkan nyawa korban.

"Ibu yang mengandung 9 bulan lalu melahirkan anaknya, ditimang-timang disayang-sayang kenapa orang lain dengan mudahnya membunuh," tulis akun @nikenfitria_.

"Penjarain anak-anak begitu biar mereka tau nyawa seseorang bukan buat mainan, tolong hukum ditegakan," tulis akun @nana_admojod31.

"Astagfirullah, sajadah buat sholat, bukan buat bunuh temenmu," tulis akun @e_rieka.

Baca Juga: Viral Seorang Perempuan Syok Uang Tabungan untuk Beli Motor Habis Dimakan Rayap, Bank Indonesia Beri Saran Ditukarkan Saja Asal Penuhi Syarat Ini

Melansir Tribunnews.com, korban merupakan siswa MTs di Kotamobagu, Sulawesi Utara yang berinisial BT (13).

Awalnya BT mengeluh sakit di bagian perut setelah dianiaya oleh terduga pelaku di sekolah.

Setelahnya, BT pun dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (12/6/2022).

Keluarga korban melaporkan kasus bullying ini ke kepolisian dan kini tengah diselidiki.

18 saksi pun diperiksa, beberapa di antaranya adalah guru dan siswa di sekolah itu, polisi kemudian menemukan nama-nama terduga pelaku.

"18 orang yang diperiksa ini ada guru, pihak sekolah dan sebagian besar pelajar," kata Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Jules Abraham Abast.

"Dari jumlah itu, sudah dikantongi beberapa terduga pelaku," sambungnya.

Hasil visum dan outopsi akan digunakan sebagai barang bukti untuk kasus ini.

"Hasil autopsi nanti kita jadikan juga sebagai alat bukti," ujar Jules.

Baca Juga: Viral Seorang Pria Jalankan Usaha Fotokopi Keliling Pakai Motor Bikin Netizen Salut, Disebut Kreatif dan Pandai Lihat Peluang

"Kita gunakan untuk memperjelas terkait dengan kematian korban itu sendiri karena apa atau ada sebab lain," bebernya.

Kasus ini telah dinaikkan dari penyelidikan ke penyidikan.

"Karena sebagain besar terduga pelakunya adalah pelajar, tentu kita saat ini bekerja sama dengan orangtua melakukan pengawasan terhadap para terduga pelaku," ungkap Jules.

Ternyata, korban perundungan tak hanya BT seorang, ditemukan anak lain yang juga menjadi korban yakni siswa berinisial APB (13).

APB merupakan anak dari Kasat Pol PP Bolaang Mongondow, Zulfadly Binol.

"Beruntung APB sempat melarikan diri, meski begitu sempat dipukul di bagian kepala hingga mengeluarkan darah di bagian hidung," kara Zulfandy.

"Saya akan membawa anak saya, APB ke Manado untuk melakukan pemeriksaan, dan kami sudah menghubungi kepala sekolah (terkait) apa yang sudah dialami anak saya," sambungnya.

Pihak sekolah pun mengaku telah lalai menjaga anak didik mereka dan menyebut tak menerima laporan kekerasan.

"Karena dari hari Senin sampai hari Sabtu tidak ada laporan terjadi bullying dan kekerasan," ungkap kepala MTS.

Baca Juga: Tarif Naik Candi Borobudur Batal Naik Jadi Rp 750 Ribu, Tapi Ada Beberapa Syarat Baru yang Harus Dimengerti Calon Pengunjung, Apa Saja?

"Kami mengakui, sebagai guru pendidik, staf dan pengamanan di sekolah ini, kami lalai tidak mengontrol," sambungnya.

Kepala MTS menyebut akan bertanggung jawab atas kasus ini

"Saya selaku Kepala MTs akan bertanggung jawab sepenuhnya," ujar kepala MTS.

"Kasus ini sudah ditangani oleh aparat penegak hukum Polres Kotamobagu," sambungnya.

"Dari hari Minggu kemarin, anak-anak yang terlibat sudah dilaporkan dari keluarga korban, saat ini sudah dimintai keterangan," bebernya.

(*)