Sayangnya, para penumpang dalam bus itu tak sempat menyelamatkan diri.
Hanya dua orang saja yang selamat yakni supir dan kernet bus itu.
Keduanya pun berhasil menyelamatkan diri dengan memecah kaca jendela dan pintu.
Sebanyak 54 orang pun meninggal lantaran terbakar hidup-hidup.
Tak sedikit pula yang mengalami luka bakar serius hingga tak bisa dikenali lagi.
Banyaknya korban yang meninggal dunia sempat membuat pihak RSUD Sitobundo kewalahan untuk mengurus jenazah.
Bahkan, pihak rumah sakit pun terpaksa mengawetkan jenazah dengan menggunakan balok es batu.
Tak hanya itu, lantaran ruang jenazah sudah penuh, pihak rumah sakit memutuskan untuk menempatkan jenazah lain di lorong rumah sakit.
Kecelakaan ini pun disebut-sebut menjadi kecelakaan terbesar saat itu.
Bahkan, hingga saat ini, para pedagang masih enggan berjualan di sekitar lokasi kecelakaan tersebut.
(*)