Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Dalam kondisi mabuk berat, seorang pria paruh baya tak sadar telah menghabisi nyawa kekasihnya yang berusia 26 tahun.
Dengan sadisnya, si pria paruh baya menghilangkan nyawa sang kekasih dengan menggunakan gergaji lengkung.
Parahnya lagi, si pria yang tak disebutkan namanya juga memperkosa kekasihnya yang sudah berlumuran darah.
Melansir Daily Mail, peristiwa mengerikan itu terjadi di dekat Cairns, Queensland, Australia, pada April 2016.
Awalnya, si pria berusia 46 tahun dan pacarnya yang berusia 26 tahun sedang minum-minum di rumah komunitas adat terpencil dekat Cairns.
Mereka minum alkohol di kamar bersama putri lelaki itu dan perempuan lain sebelum para tamu pergi, meninggalkan pasangan itu di rumah bersama saudara lelaki itu.
Pasangan itu kemudian minum anggur, sementara saudara lelakinya pergi ke kamarnya karena dia tahu lelaki itu menjadi kasar ketika dia minum.
Setelah minum-minum, pasangan itu berdebat sengit yang didengar oleh saudara dan tetangganya, tapi mereka terlalu takut untuk campur tangan.
Dari wawancara yang dilakukan polisi, dilaporkan pertengkaran itu dimulai ketika pacar si pria paruh baya memintanya untuk menghabiskan alkohol.
Padahal pria itu ingin menyimpan minuman alkohol tersebut untuk ulang tahunnya pada bulan depan.
Selama pertengkaran, dia memukulnya dengan tangan kosong sebelum lahirnya mempersenjatai dirinya dengan gergaji lengkung yang disimpan di lemari.
Menurut review dari kasus tersebut, pria itu mengatakan dia menggunakan gergaji untuk menebas pacarnya agar menjauh darinya.
Lelaki itu terus menyerangnya sampai pacarnya jatuh ke lantai dan memohon agar menghentikan kekerasan itu sambil meraih pergelangan kaki si pria.
Pria itu berhenti memukulnya, tapi mulai melepaskan pakaian dan mulai berhubungan intim dengan korban yang tengah bercucuran darah.
Pelaku mengklaim pacarnya memintanya untuk berhubungan intim.
Sementara ibu satu anak itu mengeluarkan darah begitu banyak dari tangannya, sehingga dia meninggal karena kehabisan darah.
Setelah berhubungan seks, pria itu mengatakan dia mengambil bantal dari tempat tidur dan berbaring di lantai dengan korban untuk tidur berdua.
Ketika bangun, ia kemudian baru menyadari pacarnya sudah tewas.
Pagi berikutnya, dia pergi ke kantor polisi setempat dan mengaku telah melakukan pembunuhan.
"Saya tidak ingat apakah saya melakukannya. Saya pikir saya membunuh pacar saya. Saya meninggalkannya di rumah," ujar pria itu.
Atas perbuatannya, pria itu didakwa melakukan pembunuhan, pemerkosaan, dan berhubungan dengan mayat.
Lelaki itu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Mahkamah Agung di Cairns pada Juli 2017.
Hakim yang menjatuhkan hukuman menggambarkan serangan itu sebagai 'serangan brutal, berkelanjutan, bersenjata yang melibatkan kejutan, kekerasan mematikan, dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebihan'.
Kasus ini ditinjau oleh Pengadilan Koroner Queensland sebagai bagian dari penyelidikan pemerintah Queensland mengenai kekerasan dalam rumah tangga Aborigin.
Tinjauan kasus mengungkapkan ini bukan pertama kalinya wanita itu dilecehkan.
Enam bulan sebelum pembunuhan, pria itu menyerangnya dengan pisau besar dan mengancam akan memenggal kepalanya jika dia tergoda pria lain.
Beberapa hari kemudian dia didakwa melakukan penyerangan lagi dengan pisau.
Pria itu masuk penjara selama tiga bulan, tetapi setelah bebas dia kembali mengancam wanita itu dengan woomera, alat pelempar tombak Aborigin.
Tidak ada tindakan polisi yang diambil mengenai serangan ini karena petugas tidak percaya dakwaan tersebut.
Nahas, wanita itu ditemukan tewas tiga bulan kemudian.
(*)