Grid.ID - Kipas angin memang jadi alat pendingin ruangan yang jadi solusi saat suasana ruangan terasa panas.
Apalagi dengan harganya yang lebih ekonomis daripada Air Conditioner atau AC, kipas angin menjadi barang yang dimiliki hampir semua orang.
Tak heran jika kipas angin hampir digunakan 24 jam oleh kebanyakan orang.
Termasuk dinyalakan di kamar ketika tengah beristirahat tidur malam.
Sayangnya, pemakaian kipas angin membuat seorang pria beberapa tahun kehilangan nyawanya.
Seorang pria Thailand dilaporkan meninggal dunia. Penyebabnya karena hipotermia.
Melansir Nakita.ID, dirinya tidur dengan menggunakan tiga kipas angin sekaligus.
Pria berumur 44 tahun ini menginap di rumah kerabatnya malam itu.
Menyadari bahwa suplai udara dan ventilasinya kurang baik, ia memutuskan untuk menyalakan tiga kipas angin yang anginnya langsung tertiup ke tubuhnya.
Baca Juga: Mau Coba Jaga Pola Makan saat Tak Lagi Muda? Yuk, Coba 5 Diet Terbaik untuk Wanita Usia 50-an
Sayangnya, Sobthawee Boonkua tak memperhatikan suhu yang ada di sekitarnya dan juga suhu tubuhnya saat itu.
Hingga keesokan harinya, Sobthawee ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar kerabatnya tersebut.
Saudara laki-laki Sobthawee menyatakan bahwa sebelumnya, saudaranya dalam keadaan fisik yang baik.
Dilansir dari odditycentral, banyak yang tidak percaya bahwa kematian Sobthawee disebabkan karena kipas angin.
Pria 44 tahun itu meninggal akibat Hipotermia, karena suhu yang cenderung menurun drastis sehingga suhu tubuh Sobthawee yang tadinya panas menjadi kaget.
"Fan death" sebenarnya sudah umum bahkan sering terjadi.
Kematian yang disebabkan pemakaian kipas angin saat tidur ini dikarenakan suhu ruangan tertutup, tidak seimbang dengan angin yang keluar melalui aliran listrik pada kipas angin.
Dilansir dari theatlantic.com, jika tubuh terpapar kipas angin listrik atau AC terlalu lama, hal itu menyebabkan tubuh kehilangan air, dan menyebabkan hipotermia.
Pastikan udara di ruangan seimbang, dan beri celah udara seperti ventilasi agar suhu luar ruangan tetap bisa seimbang dengan suhu ruangan.
Melansir Kompas.com, berikut ini adalah sejumlah dampak negatif yang bisa didapatkan seseorang dari menyalakan kipas angin saat tidur malam:
1. Picu serangan asma
Risiko ini akan semakin nyata ketika penggunaan kipas angin dibarengi dengan membuka jendela ruangan.
Bukan adanya angin dari dua sumber berbeda yang jadi masalahnya, melainkan debu yang masuk kemudian terkumpul dan terhambur oleh putaran baling kipas angin.
Arah hamburan debu-debu ini tentu menuju badan orang yang ada di hadapannya.
Di sinilah penggunaan kipas angin akan membahayakan orang yang memiliki asma dan alergi terhadap debu.
2. Membuat kering
Tidak bisa dipungkiri, adanya angin yang dihasilkan alat ini membuat kulit orang yang ada di sekitarnya menjadi kering.
Tidak hanya itu, jika kita tidur dalam kondisi mulut atau mata yang terbuka, kipas angin akan membuat dua bagian tubuh yang semestinya lembab dan basah itu menjadi kering.
Baca Juga: Hasil Studi SEANUTS II : Angka Anak-anak Berperawakan Pendek di Jawa dan Sumatera Masih Tinggi
Mulut akan memiliki bau yang tidak sedap, sementara mata bisa menjadi iritasi. Sesungguhnya ini risiko ini bisa diminimalisir dengan penggunaan humidifier di dalam ruangan berkipas.
3. Sebabkan sakit otot
Angin yang berembus secara konstan dan terus-menerus dapat menyebabkan otot-otot tubuh tegang dan kram.
Risiko ini akan meningkat apabila arah angin dari kipas ini difokuskan ke area leher dan wajah.
Jadi, tidak jarang orang yang bangun tidur bukannya mendapat badan yang segar, malah mengalami sakit di bagian leher. Bisa jadi, kipas angin ini adalah penyebabnya.
Namun terlepas dari itu semua, untuk menggunakan atau tidak menggunakan kipas angin tentu menjadi hak masing-masing orang.
Artikel ini telah tayang di laman GridPop.ID dengan judul
(*)