Dengan suara bergetar, Tamara masih berpikir bahwa orang akan berubah.
"Saya merasa kalau orang pasti akan berubah menjadi baik, ataupun itikad baik," tuturnya.
Sayangnya, harapan itu hanyalah menjadi angan-angan semata.
Di tahun 2022, sang pengusaha tersebut justru menyodorkan surat hutang kepada Tamara.
"Saya sudah cukup bersabar selama 19 tahun. Tapi ketika tahun 2020, ada pengusahanya datang ke Bali megatakan bahwa harus menandatangai surat hutang dengan jaminan hotel.
Dan itu menurut saya sudah sangat keterlaluan, tidak manusiawi," ungkap Tamara.
Sontak saja, hal itu membuat Tamara murka.
Ia berusaha menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, namun tak menemukan titik terang.
"Saya sebenarnya ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Tapi saya sudah tidak bisa apa-apa lagi," ucapnya sambil berlinang air mata.
"Saya ingin tenang hidup di Bali, urus anak gitu," pungkas Tamara.
Artikel ini telah tayang di GridPop.ID dengan judul, Tangis Tamara Bleszynski, 19 Tahun jadi Korban Penggelapan Aset, Murka Diperlakukan Tidak Manusiawi
(*)