Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Sobat Grid, pernah mendengar kisah nelangsa seorang kakek bernama Aman?
Hidup sebatang kara, kakek Aman atau Abah Aman yang berusia 85 tahun hidup selama bertahun-tahun di semak-semak.
Melansir dari Tribunnews.com, Abah Aman hidup di semak-semak dekat jalan Tol Cipularang di Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Jarak tempat tinggal Abah Aman sekitar 1 kilometer dari kantor Pemda KBB.
Setiap hari, Abah Aman mengais sampah di sekitar Padalarang.
Tubuhnya kumal dan selalu membawa karung.
Aman mengaku terkadang mendapatkan uang Rp 2 ribu ketika mengangkut sampah.
"Kadang abah ada yang memberi makan ketika ada orang yang melintas," katanya, Senin (22/4/2019) silam.
Untuk menghangatkan tubuhnya, Aman membakar sampah-sampah yang telah dikumpulkan untuk sekadar menghangatkan badan di malam hari.
Tetapi, ketika hujan, Aman langsung berteduh di pos ojek yang lokasinya dekat dengan semak tersebut.
Warga sekitar, Rahmat, mengaku kerap melihat Aman saat menyisir sampah di sepanjang Jalan Raya Cisarua-Padalarang.
Dia juga menyebut sempat ada yang datang untuk membantu Aman dengan membuatkan balai atau sekadar tempat berteduh dari panas dan dinginnya malam.
Ditemui secara terpisah, Bupati KBB saat itu, Aa Umbara Sutisna, mengaku telah memikirkan untuk membuatkan sebuah tempat tinggal untuk Abah Aman.
"Ya kami sudah tahu kabar itu. Kami masih bingung untuk berikan bantuannya. Kami ingin bangunkan rumah, tapi abah Aman nggak punya tanah."
"Tapi, nanti kalau memang ada tanah desa kami akan buatkan untuk Abah Aman," ujar Aa Umbara Sutisna di kantor Pemda KBB, dikutip dari TribunJabar.id.
Sementara, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Bandung Barat, Sumarman, menyebut bahwa harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan terkait kondisi Abah Aman, termasuk kejiwaannya.
Sumarman menyebut pihak desa telah mengetahuinya, bahkan menurut informasi kepala desa, Abah Aman sudah ada di sana sejak 1973 dan biasa di daerah Pasar Padalarang.
"Ada indikasi gangguan jiwa, dia hidupnya nomaden, berpindah-pindah dari dahulu."
"Aparat Desa Mekarsari pun belum dapat memastikan apakah Abah Aman itu warga Ngamprah karena tak ada KTP-nya," jelas Sumarman.
(*)