Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Setiap orangtua tentu memiliki gaya sendiri dalam mendidik dan mengasuh buah hatinya, termasuk artis Hollywood Angelina Jolie.
Ternyata Angelina Jolie memang memiliki gaya tersendiri dalam mendidik anak-anaknya.
Mengutip Kompas.com, aktris yang memiliki beberapa anak remaja ini menerapkan kebebasan bagi buah hatinya untuk mengeksplorasi minat masing-masing.
Ia tidak mengharuskan anaknya mengikuti sekolah formal, karena menurutnya itu tidak akan menjamin mereka mendapatkan pendidikan unggul.
"Saya pikir kita hidup di usia yang berbeda dan sistem pendidikan belum mengikuti anak-anak kita dan cara hidup kita, saya lebih suka mereka pergi ke museum dan belajar bermain gitar dan membaca serta memilih buku yang mereka sukai," katanya pada 2011 lalu.
Pola asuh yang dilakukan oleh Angelina Jolie seolah bertolak belakang dengan pola strict parents.
Dalam ilmu psikologi, strict parents merupakan orangtua yang memiliki standar tinggi serta sering kali menuntut anaknya.
Dilansir Grid.ID dari laman Gramedia.com, sebagian orangtua mungkin percaya bahwa cara pengasuhan yang ketat dapat membuat anaknya menjadi sosok yang lebih hebat kelak.
Baca Juga: Waspada! Strict Parents Bisa Bawa Petaka untuk Tumbuh Kembang Anak, si Kecil Bakal Sering Bohong
Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Pengasuhan dengan cara strict parents akan dapat berdampak negatif pada anak.
Ketika orangtua memberikan standar tinggi kepada anak dan memberi dukungan diserta dengan kasih sayang, maka tandanya orangtua tersebut memiliki gaya asuh yang otoritatif.
Gaya asuh tersebut biasanya akan membuat anak menjadi sosok yang lebih baik.
Berbeda halnya strict parents yang cenderung otoriter.
Sosok strict parents dengan sifat otoriter dapat ditandai dengan perilaku yang dingin, tidak responsif, dan cenderung tidak suportif kepada anaknya.
Peraturan yang dibuat oleh strict parents pun dibuat dengan sewenang-wenang dan sangat ketat.
Ciri-ciri strict parents:
Memberikan tuntutan, tapi tidak responsif.
Hanya sedikit memberikan kasih sayang.
Punya banyak aturan yang berlebihan.
Sering memberikan hukuman fisik.
Tidak pernah membiarkan anak memilih atau membuat keputusan.
Tidak memberikan kepercayaan pada anak.
Sering mempermalukan anak.
Tidak memberikan waktu luang untuk anak.
Tidak pernah memberikan penjelasan pada anak soal peraturan yang diterapkan.
(*)