Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Setiap orangtua memiliki pola asuh masing-masing bagi buah hatinya.
Namun, bila pola asuh itu membawa banyak hal negatif pada anak sebaiknya dipikirkan kembali.
Pola asuh strict parents salah satu hal yang perlu dipahami lebih dalam.
Apa sebenarnya yang memicu orangtua menjadi strict parents?
Mengutip laman Tribun Sumsel, sebelumnya kita harus pahami terlebih dahulu soal strict parents.
Strict parents merupakan istilah untuk pola didikan orang tua yang ketat terhadap anak-anaknya.
Dalam ilmu psikologi, strict parents adalah orangtua yang memiliki standar tinggi serta sering kali menuntut anaknya.
Orangtua dengan strict parents akan mengatur anak sesuai kemauan mereka tanpa memikirkan dan mempetimbangkan kemauan buah hati.
Artinya, strict parents akan bersikap otoriter kepada anaknya.
Fakta yang perlu diketahui bahwa pola asuh strict parents bukanlah sesuatu hal yang tidak sengaja terjadi, loh.
Seringkali orangtua telah menetapkan dan sadar bahwa ia melakukan pengasuhan pada anak dengan gaya strict parents.
Ada beberapa hal yang bisa jadi pemicu sebelum orangtua menerapkan pola asuh strict parents yang otoriter.
Dilansir Grid.ID dari lamnan Gramedia.com, berikut penjelasannya:
1. Pengalaman
Studi menjelaskan bahwa pemicu utama seseorang menjadi sosok strict parents adalah karena ia memiliki pengalaman yang sama.
Artinya, dulu orangtua juga diasuh dengan pola ototriter.
Sehingga ketika anak-anaknya dewasa, maka mereka pun menerapkan pola asuh yang sama.
Baca Juga: Waspada! Strict Parents Bisa Bawa Petaka untuk Tumbuh Kembang Anak, si Kecil Bakal Sering Bohong
Orangtua dengan pengalaman yang sama, akan merasa lebih menyukai cara membesarkan anak dengan cara mereka sendiri.
Bahkan, dengan pola dan sikap yang sama seperti orang tuanya dulu.
Mereka menganggap bahwa menjadi strict parents adalah cara tepat untuk membuat anak menjadi disiplin.
2. Kepribadian kurang menyenangkan
Setiap orang tentu memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda.
Nah, ada beberapa orang yang memiliki kepribadian ramah serta menyenangkan dan ada pula orang yang sebaliknya.
Orang-orang dengan kepribadian kurang menyenangkan tersebut cenderung sulit untuk berempati pada orang lain.
Bahkan, cenderung memiliki pikiran yang negatif.
Sehingga kemungkinan untuk menjadi sosok strict parents akan lebih besar.
Hal ini karena mereka kesulitan untuk membangun hubungan yang dekat dengan orang lain, bahkan dengan anak-anaknya sendiri.
3. Neurotisme tinggi
Studi yang diterbitkan pada tahun 2018 di Iranian Journal of Psychiatry, menunjukan bahwa strict parents memiliki kecenderungan neurotisme yang tinggi.
Neurotisme sendiri adalah suatu dimensi kepribadian yang menyangkut kestabilan dari emosi seseorang.
Neurotisme ditandai dengan kecemasan, keraguan, memiliki perasaan negatif pada beragam hal, bahkan depresi.
(*)