Selain memastikan bahwa uang yang terkumpul sudah cukup, lakukan pula riset tentang negara yang dituju.
Contohnya adalah riset tentang kondisi pandemi di sana, kebijakan dan peraturan pemerintah, dan lain-lainnya.
Setelah itu, beli tiket pesawat dan booking akomodasi yang menawarkan opsi refundable dan reschedule.
Hal ini sangat penting karena lagi-lagi, kita tidak pernah tahu bagaimana situasi pandemi di masa depan nantinya.
“Cari yang bisa refund atau bisa diganti tanggal (reschedule). Kalau misalnya nggak bisa berangkat, itu bisa diubah dan bisa direfund karena sekarang keadaan membaik, (tapi) kita nggak tau ke depannya,” kata Kenny, ketika ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/7/2022).
Kenny juga menyebutkan bahwa selama pandemi ini, ia lebih pendek dalam menyiapkan perjalanan ke luar negeri.
Jika biasanya ia bersiap sejak enam bulan sebelum keberangkatan, di masa pandemi ini Kenny hanya menyiapkan waktu 1.5 hingga 4 bulan saja.
“Misalnya negara yang agak jauh mungkin 4 bulan, tapi kalau negara yang lebih deket kayak kemarin aku ke Thailand, aku baru ngerencanainnya satu setengah bulan sebelumnya,” imbuh Kenny.
Menurut Kenny, bagian yang paling penting dalam perencanaan liburan ke luar negeri adalah membeli tiket pesawat, akomodasi, hingga tiket-tiket tempat wisata di negara tujuan.
Jika telah memastikan bahwa tiket menawarkan opsi refundable dan reschedule, maka traveler paling tidak bisa bernapas lega.
Jangan lupa untuk sering-sering memperbaharui informasi dan pengetahuan seputar kebijakan traveling baik di negara asal maupun negara tujuan. (*)