Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Saat momen Hari Raya Idul Adha, Umat Muslim akan menyembelih hewan kurban.
Pada perayaan ini pun masyarakat banyak yang akan mengolah daging kurban, seperti daging sapi hingga daging kambing.
Dari jenis daging merah tersebut, biasanya dimasak menjadi berbagai macam sajian, misalnya sate, tengkleng, hingga rendang.
Berbagai makanan tersebut tentu sangat menggugah selera.
Namun, terkadang ada ketakutan bagi masyarakat tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Mengutip laman P2ptm.kemkes.go.id, hipertensi atau tekanan darah tinggi sendiri adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Penelitian sudah membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.
Sekarang pertanyaannya, apakah benar konsumsi daging merah akan memicu hipertensi?
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal-Hipertensi dr. Tunggul Situmorang, SpPD-KGH menjawab.
Menurut Tunggul, tidak ada satu daging pun yang menyebabkan hipertensi.
Ada lebih dari 90 persen penyebab utama hipertensi adalah faktor genetik atau keturunan.
Kondisi tersebut dikategorikan sebagai hipertensi primer atau essential hypertension.
“Di semua buku hipertensi yang pernah saya baca, tidak ada satu statement pun yang menyatakan daging (daging sapi atau kambing) sebagai penyebab hipertensi,” kata Tunggul.
Terkait dengan asupan makanan, sebenarnya hipertensi dikaitkan dengan jumlah asupan garam yang masuk dalam tubuh.
“Konsumsi garam meningkat, hipertensi meningkat,” ucapnya.
Oleh karena itu, kemungkinan persepsi yang salah terkait daging dan kaitannya dengan hipertensi adalah mengenai kandungan garam dan/atau risiko kandungan lemak kolesterolnya.
Naiknya kolesterol akan menjadi risiko tambahan yang berlipat untuk risiko serangan kardiovaskultar seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan sebagainya.
Jadi sekali lagi, tidak sepenuhnya daging kambing menyebabkan hipertensi.
Sebagai informasi, kadar kolesterol daging kambing hanya sekitar 57 mg per 100 gram, sedangkan kadar kolesterol daging sapi sekitar 89 mg per 100 gram, dan daging ayam 83 mg per 100 gram.
Kemudian, kandungan lemak pada 100 gram daging kambing hanya 2,3 gram, sedangkan per 100 gram daging sapi mencapai 15 gram dan daging ayam kurang dari 7,5 gram.
Selain lemak dan kolesterol, kandungan kalori daging kambing terhitung lebih rendah dibandingkan daging sapi maupun daging ayam, dengan setiap 100 gramnya, daging kambing mengandung 109 kalori, daging sapi sebesar 250 kalori, dan daging ayam 196 kalori.
Kendati demikian, mengonsumsi daging kambing juga bisa membahayakan kesehatan lebih karena cara memasaknya, seperti digoreng terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, dipanggang, atau dibakar.
Penggunaan minyak, mentega, atau margarin pun dapat berubah menjadi lemak yang kemudian terserap oleh daging.
Bahkan, bumbu atau bahan penyedap (tinggi sodium) dan santan juga mengandung lemak jenuh yang cenderung bahayakan kesehatan.
(*)