Grid.ID - Didi Budihardjo menggelar fashion show perdana setelah pandemi di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (21/7/2022).
Gelaran fashion show yang bertajuk Bedtime Stories itu terinspirasi dari beragam cerita pengantar tidur para wanita pemimpi dan berjiwa bebas.
Menampilkan 55 karya busana, Didi Budihardjo mengusung tema diversity, romantic, dan comfy.
Busana yang dibawakan oleh 30 model tersebut dibuat menggunakan bahan-bahan vintage yang elegan seperti velvet, jacquard, chinoiserie dan guipure.
Menariknya, beberapa bahan busana yang ditampilkan rupanya merupakan dead stock fabrik atau bahan yang sudah lama tidak terjual namun masih layak dipakai.
"Ada beberapa yang dari dead stock fabric ya, bahan yang tidak terjual selama beberapa dekade. Dan dari situ saya mencoba mempergunakan bahan ini karena kita kan ingin berkelana melewati waktu juga ya, jadi itu yang ingin saya kemukakan," ungkap Didi Budihardjo saat press conference jelang acara Bedtime Stories Annual Show 2022.
Selain itu, Ia juga menyampaikan jika ingin membangkitkan aspek sustainability melalui karyanya kali ini.
"Semoga ini juga membangkitkan bahwa sustainability itu juga penting untuk fashion. Saya tahu bahwa ketika menggunakan dead stock fabric itu bisa mengurangi emisi karbon yang ada," tambahnya.
Nah, bahan-bahan tersebut ia rancang dengan segala ornamentasi beading, fringe, dan diamante, shingga motif pada bahan dasar yang digunakan menjadi bercerita sehingga akan lebih dramatis dan dreamy.
Rancangan busana karya Didi Budihardjo kali ini terdiri dari daywear, eveningwear, cocktail dress, dalam mood pakaian bergaya androgyny dan juga ultra-feminine, menggunakan warna dan motif yang bebas bagai sebuah mimpi tapa batas.
Semua rancangan diproyeksikan ke suasana romantis dan glamor, dari kemewahan yang paling minimal hingga yang paling grand.
Didi Budiardjo tetap menciptakan satu benang merah untuk koleksi terbarunya ini, yaitu kemodernan dan kemudahan berpakaian layaknya era tahun 90an.
"Saya memulai karir di era tahun 90an, dan kemudahan berpakaian di era tersebut tentu melekat dalam nafas kreatifitas saya." ujar Didi Budiardjo. (*)