Sementara itu, dikutip dari Tribunbisnis, Jumat (22/7/2022), Ikatan Pilot Indonesia (IPI) justru beranggapan bahwa peristiwa yang menimpa Capt Boy Awalia tersebut adalah suatu anomali.
"Ya sebetulnya kejadian seperti ini anomali," ujar Ketua Umum IPI Rama Noya.
Ia menjelaskan bahwa prosedur kesehatan yang diterapkan di dunia penerbangan Indonesia saat ini sudah baik.
Rama pun mengungkapkan balai kesehatan penerbangan sudah bekerja sama dengan rumah sakit untuk menekan kejadian tersebut.
"Bahkan di balai kesehatan penerbangan di Indonesia mereka sudah bekerja sama dengan Rumah Sakit Harapan Kita untuk menekan timbulnya kejadian-kejadian seperti ini," kata Rama.
Hanya saja, menurutnya peristiwa yang menimpa Capt Boy Awalia itu memang suatu hal yang tak mampu diprediksi karena terkait serangan jantung.
"Tapi untuk kejadian seperti Capt Boy, memang tidak bisa terelakan karena sakit jantung, serangan jantung tidak bisa diprediksi.
Karena pilot itu kadang terbang malam, waktunya istirahat kita harus terbang.
Beda dengan jam kerja kantoran, belum lagi harus travel malam-malam, dan itu akan mempengaruhi metabolisme tubuh juga," imbuh Rama.
Ia membantah jika serangan jantung yang menimpa Capt Boy Awalia disebabkan kelelahan karena jadwal penerbangan padat.
"Oh tidak. Jam terbang juga tidak terlalu banyak saat ini dikarenakan faktor pandemi dan pra kondisi perekonomian dunia saat ini. Ini anomali," ujarnya.
(*)