Ekshibisionis akan merasa senang bila melihat reaksi korbannya yang kaget, marah, teriak, takut, atau jijik.
Hal ini lantaran ia merasa mendapatkan perhatian dengan reaksi korbannya.
Penderita gangguan ekshibisionisme biasanya terjadi karena distorsi kognitif atau pola pikir yang salah dalam memahami seksualitas.
Menurut dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Margaretha, menurut perspektif psikodinamika, ekshibisionis mungkin mengalami kecemasan atau trauma di masa kecil.
Selain itu, ekshibisionistik juga dapat dipicu oleh kelainan hormon dalam tubuh atau gangguan otak.
Kejahatan ekshibisionisme ini dapat etrjadi kepada siapa saja dan di mana saja.
Oleh karena itu, perlu diketahui oleh korban cara menghadapi ekshibisionis.
1. Berusaha Tenang
Rasa kaget, takut, marah jangan terlalu diperlihatkan.
2. Abaikan pelaku dengan berusaha menghindar
"Yang bisa diedukasi ke masyarakat adalah supaya belajar untuk mengabaikan sama sekali tingkah mereka (pengidap ekshibisionisme)," ujar Psikolog Klinis dan Hipnoterapis dari Smart Mind Center Consulting Alexandra G Adeline kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).