Find Us On Social Media :

Siap Kupas Rekaman CCTV Soal Insiden Kematian Brigadir J, Komnas HAM Bakal Panggil Tim Digital Forensik Dalam Waktu Dekat

By Annisa Dienfitri, Selasa, 26 Juli 2022 | 08:19 WIB

Choirul Anam di kantor Komnas HAM, Senin (25/7/2022).

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri

Grid.ID - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah berhenti mempersoalkan luka tembak di tubuh jenazah Brigadir J.

Selanjutnya, Komisioner Pemantauan/ Penyelidikan Komnas HAM, Chairul Anam, menyebut pihaknya akan mengganti fokus penyidikan.

"Kami kira soal luka berhenti di sini, kecuali ada informasi yang lain, dan juga hasil ekshumasi," ujar Choirul Anam di kantor Komnas HAM, Senin (25/7/2022).

"Untuk agenda berikutnya kami sudah mulai geser termasuk pertanyaan temen-teman-teman bagaimana soal CCTV, bagaimana soal hp, dan sebagainya," jelas Choirul.

Untuk agenda tersebut, Komnas HAM akan memanggil beberapa pihak yang memiliki kaitan dengan peristiwa tewasnya Brigadir J.

Termasuk memanggil tim digital forensik yang akan mengupas soal rekaman CCTV.

Selain itu, tim labfor untuk memeriksa senjata yang digunakan Brigadir J dan Bharada E saat baku tembak juga dipanggil.

"Setelah ini kami memang mau merangsek ke sana untuk melihat, misalnya soal hp ya kami akan memanggil cyber, kalau soal CCTV kami pasti akan memanggil forensik."

"Kalau soal penggunaan senjata, karakter senjata dan sebagainya, bubuk mesiu dan sebagainya kami akan panggil labfor," jelasnya.

Baca Juga: 'Penyidikan Ini Transparan' Dampingi Tim Forensik untuk Memenuhi Panggilan Komnas HAM Terkait Kematian Brigadir J, Irwasum Polri Sudah Dapat Arahan Kapolri

Komnas HAM akan menjadwalkan pemanggilan terhadap tim forensik digital dan labfor dalam waktu dekat.

"Kapan itu terjadi? Dalam minggu ini, makanya Minggu ini pasti akan sangat sibuk di Komnas HAM terkait ini," tambah Choirul.

Sampai saat ini, Komnas HAM belum bisa memberikan kesimpulan terkait kematian anggota polisi bernama Nofriansyah Yosua Hutabarat itu.

"Soal kesimpulan, catatan dalam tim ya pasti punya. Apakah itu bisa diumumkan di publik? Tidak bisa," kata Choirul.

"Kenapa kok tidak bisa? Karena kerja Komnas HAM belum selesai. Jadi melihatnya harus komprehensif."

"Ini dari segi luka, nanti dari segi CCTV, nanti dari segi HP, sehingga kita lihatnya rangkaian peristiwa ini menjadi rangkaian luka yang komprehensif, tidak sepotong-potong," jelasnya.

 (*)