Melansir dari laman Web MD, empty sella syndrome merupakan penyakit langka yang menyerang bagian sella turcica.
Sella turcica merupakan celah kecil tulang di dasar otak yang menahan dan melindungi kelenjar pituitari yang letaknya ada di dalam tengkorak.
Kelenjar pituitari yakni kelenjar yang berfungsi untuk mengontrol bagaimana hormon bekerja di tubuh, sehingga penting bagi kesehatan.
Sementara kondisi empty sella syndrome terjadi ketika sella turcica terbentuk tidak sempurna sehingga menyebabkan cairan otak masuk dan mengisi ruangan tersebut.
Cairan otak itu akan mendorong kelenjar pituitari, sehingga saat dilakukan pemeriksaan MRI kelenjar pituitari tampak mengecil atau menghilang. Kondisi inilah yang disebut empty sella syndrome atau ESS.
ESS cenderung lebih banyak dialami oleh wanita daripada pria.
Selain itu, ESS juga umum terjadi pada orang-orang yang mengalami obesitas atau tekanan darah tinggi.
Berdasarkan penyebabnya, ESS dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
ESS primer: kelenjar pituitari yang mengecil tanpa diketahui penyebabnya. Kasus ini paling banyak ditemukan pada wanita dengan obesitas dan tekanan darah tinggi. ESS primer ditandai dengan akumulasi cairan otak di sella turcica.
ESS sekunder: kelenjar pituitari mengecil akibat mutasi genetik, kecelakaan, terapi radiasi, atau operasi.