Jadi bukan baru diniatkan membangun masjid setelah Eril wafat. Makanya sudah beres 1 lantai dasar pada saat Eril wafat," sambungnya.
Selain itu, Kang Emil juga membeberkan sejumlah fakta tentang masjid yang sedang dibangun tersebut, yang mana ternyata sudah bukan lagi milik pribadi.
"2. Bukan lagi milik pribadi. Sudah berstatus wakaf dari keluarga untuk menjadi pusat dakwah di kawasan Kecamatan Cimaung Kab Bandung. Jadi untuk kepentingan publik bukan properti pribadi lagi.
3. Kebetulan Eril wafat, diinisiasikan namanya menjadi Al Mumtadz," tuturnya. Usut punya usut, ternyata banyak masyarakat yang berniat mendonasikan sebagian rezekinya untuk masjid Al Mumtadz.
Hal inipun disambut gembira oleh kang Emil hingga mengaku bahwa banyak para donatur yang menyumbang dengan nominal beragam.
Agar proses donasi lebih tertib dan transparan, akhirnya Kang Emil memutuskan untuk membuka donasi lewat platform online agar masyarakat lebih mudah melihat proses penyaluran dananya.
Kang Emil juga menjelaskan jika ada atau tidaknya donasi tersebut, pembangunan masjid tetap akan dilakukan menggunakan dana pribadi.
"Ada tidaknya sumbangan masyarakat, seperti halnya 3 tahun pertama, maka ikhtiar membangun masjid ini tetap akan diwujudkan oleh ikhtiar-ikhtiar pribadi sampai kapan pun selesainya," ujar ayah dari Emil, Zara, dan Arkana ini.
Bagi Kang Emil, jika ada yang tidak suka dengan pembangunan Masjid Al Mumtadz, tidak masalah.
Hanya saja sebaiknya tidak berburuk sangka dengan menyimpulkan hal-hal yang tidak proporsional dan dibiasakan untuk bertabayun pada suatu hal.
(*)