Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Anggota Prajurit Batalyon Arhanud 15/DYB Kopda Muslimin yang diduga menjadi otak penembakan sang istri, Rina Wulandari (34), ditemukan meninggal dunia pada hari ini, Kamis (28/7/2022) pagi.
Kopda Muslimin meninggal dunia setelah diduga menenggak racun sebelum datang ke kediaman orang tuanya di kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kendal, Jawa Tengah.
Kabar ini diinformasikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
“Betul (Kopda Muslimin tewas),” kata Dudung, dikutip dari Kompas.com, Kamis (28/7/2022).
Jasad Kopda Muslimin kemudian akan langsung diautopsi dengan metode visum et repertum untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.
“Akan dilaksanakan autopsi dan visum et repertum untuk mengetahui penyebab kematiannya,” tutur Dudung.
Dikabarkan bahwa Kopda Muslimin datang ke kediaman orang tuanya pada hari ini pukul 06:30 WIB dengan kendaraan roda dua bernopol AA 2703 NC
Kedatangannya kemudian disambut oleh sang ayah, Mustakim.
Kopda Muslimin juga disebut sempat meminta maaf kepada orang tuanya sebelum akhirnya muntah-muntah dan ditemukan tak bernyawa di kamarnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Kopda Muslimin sebelumnya dinyatakan buron usai menjadi dalang percobaan pembunuhan sang istri, Rina Wulandari.
Kopda Muslimin menugaskan sekitar 5 orang untuk menghabisi nyawa sang istri dengan cara menembaknya di bagian kepala.
Lima orang pelaku kini telah diamankan oleh tim gabungan Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro.
Selain 5 pelaku, polisi juga mengamankan sepeda motor Ninja hijau dan Honda Beat street berwarna hitam yang digunakan untuk mengeksekusi korban.
Pelaku memiliki tugasnya masing-masing, di mana pelaku bernama Sugiono dan Ponco Aji bertugas sebagai eksekutor yang berboncengan dengan motor Ninja hijau.
Sedangkan Supriono dan Agus Santoso menggunakan motor Beat Street Hitam untuk mengawasi dari kejauhan.
Satu pelaku lagi bernama Dwi Sulistiono sebagai si penyedia senjata api.
"Tersangka Sugiono dan Ponco Aji Nugroho satu tim eksekutor berboncengan menggunakan motor Ninja."
"Kemudian Supriono dan Agus Santoso tim pengawas menggunakan motor Honda Beat."
"Kami juga menangkap penyedia senjata api, Dwi Sulistiono," ujar Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dikutip dari TribunJateng.com
(*)