Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Istri Alm. Kopda Muslimin, Rini Wulandari masih dalam perawatan intensif di RS. Kariadi Semarang.
Sebagaimana diketahui bahwa Rini Wulandari menerima tembakan dari eksekutor yang ditugaskan suaminya sendiri Alm. Kopda Muslimin yang kini telah meninggal dunia.
Alm. Kopda Muslimin menyuruh 5 orang untuk menghabisi nyawa istrinya dengan cara menembakkan peluru ke bagian kepala korban.
Namun karena tak tega, eksekutor menembakkan 2 peluru di bagian perut korban.
Hari ini Rina Wulandari telah menjalani operasi kedua di bagian perut.
Kepala Kesehatan Kodam IV/ Diponegoro Kolonel Bima Wisnu Nugroho mengatakan bahwa Rina Wulandari masih dirawat di ICU RS Kariadi.
Pihaknya berjanji akan memulihkan pasien yang saat ini sudah sadar namun masih terus dibantu alat ventilator.
"Masih dirawat di ICU RS Kariadi usai menjalani operasi kedua."
"Semaksimal mungkin akan pulihkan pasien," kata Kepala Kesehatan Kodam IV/ Diponegoro Kolonel Bima Wisnu Nugroho, dikutip dari Kompas.com, Jumat (29/7/2022).
Lebih lanjut Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan bahwa kondisi Rina masih belum stabil dan masih harus dipantau.
"Saat ini kondisi istri masih belum stabil."
"Masih dalam pengawasan kedokteran, ada dua tembakan (di perut)," sambung Donny.
Sebagaimana diketahui bahwa Kopda Muslimin ditemukan tidak bernyawa di kediaman orang tuanya di di kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7/2022) pagi.
Kedatangannya kemudian disambut oleh sang ayah Mustakim dan sempat meminta maaf kepadanya.
Kopda Muslimin sebelumnya dinyatakan buron usai menjadi dalang percobaan pembunuhan sang istri Rina Wulandari.
Melansir Tribunnews.com, Kopda Muslimin menugaskan sekitar 5 orang untuk menghabisi nyawa sang istri dengan cara menembaknya di bagian kepala.
5 orang pelaku kini telah diamankan oleh tim gabungan Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro.
Selain 5 pelaku, polisi juga mengamankan sepeda motor Ninja hijau dan Honda Beat street berwarna hitam yang digunakan untuk mengeksekusi korban.
Pelaku memiliki tugasnya masing-masing, di mana pelaku bernama Sugiono dan Ponco Aji bertugas sebagai eksekutor yang berboncengan dengan motor Ninja hijau.
Sedangkan Supriono dan Agus Santoso menggunakan motor Beat Street Hitam untuk mengawasi dari kejauhan.
Satu pelaku lagi bernama Dwi Sulistiono sebagai si penyedia senjata api.
(*)