Laporan Wartawan Grid.ID, Novia
Grid.ID - Kasus kematian dan hasil autopsi Brigadir J menuai sorotan publik dan juga masyarakat.
Selain itu, kasus kematian dan hasil autopsi Brigadir J turut menyita perhatian Presiden Joko Widodo.
Seperti yang diketahui, kasus kematian dan hasil autopsi Brigadir J masih meninggalkan beragam teka-teki yang belum dipecahkan.
Diduga tewas karena dibunuh, Kamaruddin Simanjuntak atau pengacara dari keluarga Brigadir J angkat bicara.
Dikutip dari Tribunnews.com sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap hasil autopsi Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat yang penuh kejanggalan.
Menurut tim kedokteran forensik independen di RS Sungai Bahar, hasil autopsi Brigadir J cukup miris dan mengejutkan.
Hal ini karena jenazah Brigadir J ditemukan sejumlah luka yang tak main-main.
Usai dilakukan autopsi, jenazah Brigadir J terdapat lubang di kepala bagian belakang, seperti tertembak oleh peluru yang tembus sampai ke mata dan hidung.
Tidak hanya itu, bagian kepala di jenazah Brigadir J tidak ditemukan otak saat tengkoraknya dibuka.
"Yang dilaporkan kepada ahli kita pertama, ketika kepalanya dibuka otaknya sudah tidak ditemukan," ungkap Kamaruddin Simanjuntak, dikutip dari Tribun Medan.
Tak hanya kehilangan otak, dokter forensik yang mengotopsi ulang juga menemukan semacam penempelan lem di kepala Brigadir J.
Ketika diraba bagian rambutnya ada sebuah lubang disondek (ditusuk) yang tembus ke mata dan hidung.
Kemudian, tim dokter forensik juga menemukan di tengkorak Brigadir J ada enam retakan yang diduga akibat tembakan, namun tidak menutup kemungkinan akibat hal lain.
Sempat dinyatakan hilang, otak Brigadir J justru ditemukan berada di dalam perut jenazah.
Kemudian, jenazah Brigadir J juga ditemukan luka yang diduga tembakan dari leher mengarah ke bagian bibir.
Selanjutnya, dokter forensik kembali menemukan empat lubang di dada yang diduga bekas tembakan.
Dan yang terakhir, tubuh Brigadir J juga terdapat luka terbuka di bagian bahu yang dagingnya hampir terkelupas.
Untuk luka tersebut, dokter forensik masih belum mengetahui apa penyebabnya, yang diduga bukan akibat peluru.
Kemudian ditambahkan dari Kompas.com, Senin (1/8/2022), kasus kematian Brigadir J disorot Presiden Joko Widodo.
Secara garis besar, orang nomor satu Indonesia itu berharap penanganan kasus yang menyeret nama pejabat polisi ini tidak menimbulkan prasangka di kalangan publik.
Kemudian, 3 poin yang disampaikan Jokowi yakni soal membuka kasus secara transparan mengusut sampai tuntas.
"Sudah saya sampaikan, usut tuntas. Buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi."
"Transparan, sudah," kata Jokowi di lokasi Obyek Wisata Pulau Rinca sebagaimana dilansir YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/7/2022).
Jokowi menilai, penanganan kasus secara terbuka dan tuntas juga menjadi jawaban untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.
"Itu penting agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga, kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga," ujar Jokowi.
Tiga arahan tersebut merupakan yang kedua kalinya dari Kepala Negara, usai disampaikan presiden pada 12 Juli 2022 lalu.
Kala itu, Jokowi meminta proses hukum harus dilakukan sesuai fakta atas kejadian tersebut.
"Proses hukum harus dilakukan," ujar Jokowi usai berdialog dengan petani di Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022).
(*)