Laporan Wartawan Grid.ID, Novia
Grid.ID - Terlihat baik-baik saja, agaknya menjadi hal yang dipaksakan oleh Ruben Onsu.
Betapa tidak? Ruben Onsu yang selalu menunjukkan keceriaan di hadapan publik ternyata tidak demikian.
Baru-baru ini, Ruben Onsu mengaku telah divonis mengidap penyakit langka.
Ruben Onsu baru menyadari ada yang salah dengan tubuhnya usai beberapa kali drop dan dilarikan ke rumah sakit.
Kini divonis mengidap Empty Sella Syndrome, kondisi kesehatan Ruben terus jadi sorotan.
Salah satu yang turut curiga dengan kondisi Ruben Onsu adalah sahabatnya, Irfan hakim.
Lewat sebuah podcast bersama Irfan Hakim, suami Sarwendah itu akhirnya mengakui semua kekhawatirannya.
Dikutip Grid.ID pada Senin (1/8/2022), ayah angkat Betrand Peto mengakui bahwa ia sengaja terlihat baik-baik saja.
Padahal ia mengaku sangat khawatir hingga selalu melakukan hal ini hampir setiap malam.
Baca Juga: Gelar Konser Perdana Betrand Peto, Ruben Onsu Janji Bakal Dimeriahkan Para Bintang
Diceritakan ulang oleh Irfan Hakim, Ruben Onsu ternyata selalu dihantui oleh kematian.
Khawatir tidak bisa bangun lagi, Ruben sampai tak berani memejamkan mata lagi saat terbangun tengah malam.
"Lo ngomong 'Tiap malam gue tu tidur minum banyak, dan di tengah tidur gue selalu bangun untuk ke kamar mandi'," kata Irfan Hakim.
"Dan setiap lo bangun lo enggak mau tidur lagi, karena lo takut nggak bangun lagi," jelasnya.
Membenarkan hal tersebut, Ruben mengakui bahwa dirinya kerap kalut jika tak bisa bangun dari tidur.
"Iya. Gue selalu takut, itu yang mungkin banyak orang bilang 'Lo jangan takut, lo jangan takut'," kata Ruben.
"Tapikan yang tahu badan kita ya kita. Jadi gue berusaha blek aja tidur, jadi ketika udah kebangun gue nggak mau tidur lagi," imbuh Ruben.
Tangisnya pecah, Irfan Hakim yang mengetahui alasan di balik rutinitas malam Ruben membuatnya tak berdaya.
Di tengah tangis Irfan Hakim, presenter 38 tahun itu lantas mengaku takut meninggal dunia karena masih memiliki banyak tanggungan.
"Gue punya rasa takut itu, jadi gue punya rasa takut sama hal itu (meninggal)," aku Ruben.
"Susah ya (tapi) harus kuat, harus tegar yang sesungguhnya kita sama manusia lain."
"Sekuat-kuatnya kita pasti kiya ada tumbangnya. Sekuat-kuatnya kita butuh sandaranlah," jelas Ruben Onsu.
(*)