Meski demikian, Choirul enggan membeberkan kepemilikan 15 ponsel yang saat ini diperiksa pihaknya.
Hal ini dikarenakan, proses pemeriksaan masih berlangsung dan informasi kepemilikan ponsel merupakan bagian yang masih didalami oleh Komnas HAM.
"Kalau pertanyaan itu ponselnya siapa, mereknya apa, itu bagian dari yang mau kami dalami."
"Mau kami sinkronisasi dengan bahan yang sebelumnya kami dapatkan sehingga kami tidak bisa menyebutkan itu ponselnya siapa, mereknya apa," ucap Anam.
Sementara ditambahkan dari Tribunnews.com, kasus tewasnya Brigadir J juga menemui titik terang dari pihak Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Baru-baru ini, pihak LPSK telah membongkar kejanggalan dari tersangka Bharada E.
Menurut versi awal penjelasan polisi, Bharada E disebut seorang jago tembak.
Dalam baku tembak itu menurut polisi mengakibatkan Brigadir J tewas di lokasi kejadian.
Namun setelah diusut, Bharada E ternyata bukan seorang sniper yang handal.
Baca Juga: Minta Keterangan dari Tim Siber Terkait Kasus Tewasnya Brigadir J, Komnas HAM Periksa 15 Handphone
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi, mengambil kesimpulan itu berdasarkan pemeriksaan psikologis Bharada E yang dilakukan sebanyak tiga kali.
"Dalam penelusuran kami, Bharada E bukan jago tembak," kata Edwin, Kamis (4/8/2022).