"Sesampai di emergency Bena dipasangkan oksigen dan langsung dilakukan serangkaian test laboratorium dan rontgen."
"Oksigen yang dipakai di ruang emergency ternyata belum cukup untuk membantu kebutuhan oksigen Bena sehingga Bena diharuskan dirawat dalam ruang PICU dengan alat bantu pernafasan yang lebih tinggi agar pernapasan Bena bisa lebih stabil yaitu HFN," kata Siti Julaeha.
(Baca Juga Demi Anak, Abdee Slank dan Istri Berusaha Menjalin Komunikasi)
Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa Bena menderita pneumonia dan atelektasis.
Salah satu bagian parunya kolaps sehingga tidak efektif untuk mensuplai oksigen ke dalam tubuh. Hal ini yang menyebabkan Bena kesulitan bernapas.
Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru.
Namun setelah pemasangan HFN di hari kedua, kondisi pernapasan Bena drop sehingga dipasang alat bantu pernapasan, ventilator.
"Nggak bisa pake oksigen biasa dan sampe akhrinya menggunakan vetilantor HFO itu yang tertinggi ya untuk ngatur pernapasan," tuturnya.
(Baca Juga Setelah Puluhan Tahun, Indro Ungkap Konflik Besar yang Pernah Terjadi dalam Warkop DKI)
Infeksi paru-paru yang dialami Bena membuatnya belum bisa lepas dari ventilator HFO.