Find Us On Social Media :

Didesak Presiden, Polisi Temukan Tidak Adanya Profesionalisme Sejak Penangan Jenazah hingga Penyerahan Jenazah Brigadir J ke Jambi

By Rissa Indrasty, Rabu, 10 Agustus 2022 | 15:07 WIB

Setelah didesak Presiden, polisi temukan tidak adanya profesionalisme dalam penanganan kasus Brigadir J.

Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty

Grid.ID - Kasus kematian Brigadir Nopriyansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo menimbulkan pertanyaan publik hingga saat ini.

Pasalnya, banyak kejanggalan dan kecurigaan publik mengenai penyebab kematian Brigadir J yang sebenarnya.

Disamping itu, peristiwa ini juga tak luput dari sorotan Presiden Republik Indonesia yang mendesak dan mengamanahkan agar kepolisian segera mengusut kasus ini secara tuntas.

"Ini juga merupakan komitmen kami dan juga menjadi penekanan bapak presiden untuk mengungkap kasus ini secara cepat tranparan dan akuntabel. Dan tadi juga Beliau perintahkan jangan ada yang ragu-ragu, jangan ada yang ditutuupi, ungkap kebenaran apa adanya. Jangan sampe menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap polri.Jadi ini tentunya menjadi perintah dan amanat yang saat inj dan kemarin juga telah kita laksanakan," ungkap Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat ditemui Grid.ID pada konfrensi pers di Mabes Polri Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2022).

Setelah dibentuk tim kusus, ternyata pihak kepolisian menemukan fakta bahwa terdapat kejanggalan terhadap laporn awal perihal kematian Brigadir J.

"Timsus telah melakukan pendalaman terhadap laporan awal tembak menembak antara saudara J dan saudara RE di Duren Tiga yang ditangani oleh Polres Metro Jaksel dan juga dilakukan pemeriksaan di div Propam Polri dan juga PMJ, di mana pada saat pendalaman dan olah TKP ditemukan ada hal-hal yang menghambat proses penyidikan dan kejanggalan-kejanggalan yang juga kita dapatkan," ungkap Listyo Sigit Prabowo.

Dimana kepolisian menemukan bahwa Ferdy Sambo sengaja menghilangkan CCTV oleh Ferdy Sambo.

"Seperti hilangnya CCTV dan hal lain sehingga muncul dugaan ada hal-hal yang ditutupi dan direkayasa, dalam rangka membuat terang peristiwa yg terjadi timsus telah lakukan pendalaman dan ditemukan adanya upaya-upaya untuk hilangkan barang bukti, merekayasa, menghalangi proses penyidikan sehingga proses penanganannya menjadi lambat," ungkap Listyo Sigit Prabowo.

Hal tersebut pun membuat Ferdy Sambo dicopot jabatannya dan dimutasi.

Baca Juga: 'Sensitif Hanya Boleh Didengar Orang Dewasa' Menko Polhukam RI Mahfud MD Sebut Motif Pembunuhan Brigadir J Sensitif dan Terungkap Setelah Membutuhkan Waktu Lantaran Adanya Kelompok Internal Polri!

"Timsus juga telah melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran kode etik Polri ataupun tindakan untuk merusak menghilangkan barang bukti mengaburkan dan merekayasa dengan melakukan mutasi ke Yanma Polri dan saat ini semuanya dilakukan pemeriksaan," ungkap Listyo Sigit Prabowo.

Selain itu, ditemukan adanya ketidak profesionalan dalam penanganan jenazah Brigadir J.

"Tindakan yang tida profesional saat penanganan dan olah TKP serta tindakan lain saat penyerahan jenazah Almarhum J ke Jambi," ungkap Listyo Sigit Prabowo.

Oleh karena itu, pihak kepolisian mengambil keputusan untuk menonaktifkan beberapa pihak yang memperlambat proses penanganan dalam pencarian fakta penyebab kematian Brigadir J

"Untuk membuat terang dan menghilangkan hambatan-hambatan penyidikan beberapa waktu lalu kami ambil keputusan penonaktifan Kapolres Selatan, Karopaminal, Kadiv Propam Polri, Karopropvos," ungkap Listyo Sigit Prabowo.

Hingga kini, sudah beberapa orang ditetapkan sebagai tersangka atas kematian Brigadir J, diantaranya Ferdy Sambo (FS), Bharada Richard Eliezer (E) alias Bharada E, Brigadir Ricky Rizal (RR) dan K.

Kronologi awal yang beredar sebelumnya, terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E terjadi pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Brigadir J merupakan personel yang ditugaskan menjadi sopir dari istri Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo.

Sedangkan Bharada E merupakan ajudan pribadi dari Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga: 'Kami Udah Ada List-nya' Usai Periksa 15 HP, Komnas HAM Klaim Teka-teki Tewasnya Brigadir J Makin Terbuka, Singgung Soal Grup Whatsapp Ajudan Ferdy Sambo

Pada keterangan sebelumnya, Bharada E mengaku mendengar suara teriakan dan naik ke kamar istri Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo.

Kemudian, Bharada E  sebelumnya mengaku melihat Brigadir J sedang menodongkan pistol dan melakukan tindakan pelecehan kepada istri dari Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Brigadir J langsung menembak Bharada E dan baku tembak pun terjadi antara keduanya yang akhirnya menewaskan Brigadir J. 

Saat kejadian, Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo sedang tidak berada di rumah karena sedang melakukan tes PCR yang tak jauh dari rumah.

Tak lama kronologi itu beredar, keluarga Almarhum Brigadir J merasa banyak kejanggalan dalam kasus penembakan tersebut.

Dimana pihak keluarga menduga bahwa Brigadir J sebenarnya disiksa karena ditemukan banyak luka misterius di tubuh Brigadir J.

Akhirnya, pengacara keluarga Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J resmi melaporkan dugaan pembunuhan berencana ke Bareskrim Polri. 

Baca Juga: Ferdy Sambo Jadi Tersangka Kasus Penembakan Brigadir J, Begini Suasana Rumah Pribadinya

 

(*)