Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Sempat singgung soal sosok 'Jenderal', alasan pemecatan Deolipa Yumara dan Muhammad Boerhanuddin sebagai kuasa hukum Bharada E akhirnya terkuak.
Pengacara baru Bharada E atau Richard Eliezer, Ronny Talapessy, membeberkan tiga alasan kliennya mendepak Deolipa Yumara dan Muhammad Boerhanuddin sebagai pengacaranya.
Alasan pertama, Ronny Talapessy singgung soal kelakuan Deolipa Yumara dan Muhammad Boerhanuddin yang terlalu sibuk 'manggung' ketimbang mengurus Bharada E.
"Bharada E ini merasa bahwa lawyer-nya ini (Deolipa) tidak maksimal mendampingi dia,' kata Ronny ketika dihubungi KOMPAS.TV, Minggu (14/8/2022).
"Karena sejak hari pertama tanda tangan kuasa, bukan mempelajari kasus ini tetapi lawyer lama ini malah turun press conference (konferensi pers)," jelasnya.
Kedua, Ronny menuturkan beberapa rahasia Bharada E yang dibocorkan Deolipa kepada media.
Perbuatan Deolipa yang telah membocorkan rahasia itu disebut membuat Bharada E merasa tidak nyaman.
"Ada beberapa hal mengenai kerahasiaan antara klien dan pengacara, itu dibocorkan ke media, ke publik. Itu Bharada E tidak merasa nyaman," jelas Ronny.
Alasan ketiga, orang tua Bharada E ingin anaknya didampingi oleh kuasa hukum yang profesional.
"Ketiga, keluarga, orang tua (Bharada E), mau lawyer yang profesional yang mendampingi Bharada E, karena mengingat ancaman hukumannya ini tinggi," ungkap Ronny.
Sebelumnya, Deolipa mengungkap adanya chat yang diduga terkait dengan pencabutan dirinya sebagai kuasa hukum Bharada E.
Melansir Tribunnews, pesan terkait pencopotan Deolipa sebagai kuasa hukum merupakan imbauan dari sosok ‘Jenderal’ yang diteruskan oleh sumber yang ada di kepolisian.
“Di dua PH (penasehat hukum) Bharada E itu ngomong terlalu banyak masuk ke materi dalam bicara ke media."
"Kalau dia tidak bisa manut, cabut kuasanya,” bunyi pesan itu seperti dibeberkan Deolipa ke awak media, Sabtu (13/8/2022).
Sayangnya, Deolipa mengaku tidak tahu sosok ‘Jenderal’ yang mengirimkan pesan tersebut.
“Enggak tahu saya. ‘Siap jenderal’. Jenderal dong,” ujar Deolipa.
(*)