Husein Mutahar kemudian meletakkan masing-masing carik kain pada bagian dasar dua tas yang diisi dengan pakaian pribadinya.
Husein Mutahar berpikir bila bendera pusaka dipisahkan, tidak dapat disebut bendera karena hanya dua carik kain merah dan putih untuk menghindari penyitaan dari Belanda.
Kedua kain itu pun aman, kendati Husein Mutahar ditahan dan ditawan di Semarang.
Beberapa saat kemudian, Husein Mutahar berhasil kabur melarikan diri dengan kapal laut dari Semarang menuju Jakarta.
Singkat cerita, Husein mendapat surat dari Soekarno yang memintanya menyerahkan bendera pusaka pada presiden dengan menitipkan pada Soedjono sebagai perantara.
Oleh Husein Mutahar kemudian kain bendera pusaka dijahit kembali agar merah putih menyatu.
Soedjono meminjamkan mesin jahit milik seorang istri dokter.
Husein Mutahar kemudian menjahitnya persis di lubang bekas jahitan aslinya.
Sebagai penghargaan atas jasa Husein Mutahar menyelamatkan bendera pusaka, pada tahun 1961, ia dianugerahkan Bintang Maha Putera.
(*)