Find Us On Social Media :

'Harusnya yang Menguburkan Saya Kamu', Jenazah Ayah Mertua Arumi Bachsin Dimakamkan di TMP Kalibata, Emil Dardak Teringat Momen Ketika sang Adik Wafat

By Annisa Dienfitri, Minggu, 21 Agustus 2022 | 10:25 WIB

Jenazah ayah Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Achmad Hermanto Dardak, telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (21/8/2022).

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri

Grid.ID - Jenazah ayah Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Achmad Hermanto Dardak, telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (21/8/2022).

Menurut pantauan Grid.ID, upacara kenegaraan pemakaman ayah mertua Arumi Bachsin itu digelar pada pukul 08.30 WIB.

Tiba di area pemakaman TMP Kalibata, jenazah Achmad Hermanto Dardak diiringi rombongan keluarga, keluarga, dan kerabat.

Ibunda Emil Dardak, Sri Widayanti, terlihat berjalan lunglai dan menangis.

Pemakaman Hermanto Dardak dipimpin oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, yang bertindak sebagai inspektur upacara.

Emil Dardak dan adik bungsunya, Eron Ariodito, turun ke liang lahat untuk melantunkan adzan dan iqomah di samping jenazah sang ayah.

Keseluruhan upacara pemakaman sekaligus penghormatan terakhir bagi Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode 2010-2014 itu berjalan khidmat.

Saat menyampaikan pidato, Emil Dardak mengenang ketika sang adik, Eril Arioristanto Dardak, yang meninggal dunia pada Desember 2018 silam.

Ketika adiknya meninggal, Emil menyebut sang ayah begitu terpukul lantaran ditinggalkan terlebih dahulu oleh putra keduanya.

"Saya menyaksikan almarhum menghadapi cobaan kehilangan putra tercinta adinda Eril Arioristanto Dardak."

"Beliau berkata, 'seharusnya yang menguburkan saya adalah kamu, kenapa malah saya yang menguburkan kamu, Ril'," tutur Emil.

Baca Juga: Bak Firasat, Ayah Mertua Arumi Bachsin Sempat Cetak Foto Close-Up dan Dibingkai Beberapa Hari Sebelum Meninggal

Menurut Emil, saat itu ayahnya menyadari bahwa setiap insan punya batas waktu masing-masing.

"Beliau tahu bahwa siapapun akan punya waktunya di dunia ini."

"Dan mungkin beliau membayangkan seperti apa di akhir waktu nanti bagi diri beliau," ucap Emil lagi.

(*)