Hanya saja, dilihat dari huruf E yang cenderung sempit, Ferdy Sambo ternyata merupakan pribadi yang kurang bisa mendengarkan pendapat orang lain.
"Jadi tidak terlihat ada look-nya. Itu biasanya penulis yang seperti ini, punya kecenderungan untuk tidak bisa mendengarkan masukan atau saran dari orang lain."
"Cuma mungkin kita bisa memaklumi, karena pola pikir beliau yang cerdas itu kan jadi ya mungkin, dia merasa sudah tahu nih caranya seperti ini," kata Tessa.
Yang lebih mengejutkan, lewat tulisan tersebut dapat diketahui bahwa Ferdy Sambo memang pribadi yang sensitif dan mudah tersinggung.
"Ia juga sensitif. Yakni sensitif terhadap kritik, dan sensitif terhadap saran. Ia memang kecenderungan sulit menerima saran dari orang lain."
Bahkan, atasan Bharada E ini juga cenderung melakukan kekerasan sebagai akibat dari sifatnya yang temperamental.
"Hal itu terlihat dengan tekanan atau penebalan di tulisan huruf yang ada tangkainya, bisa di huruf T atau bisa di huruf P."
"Ini kalau dilihat ya, bentuk huruf itu seperti pentungan."
"Dalam grafologi indikasi seperti ini bisa mengarah bahwa penulisnya memang memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan fisik, atau kekejaman juga bisa dihasilkan seperti itu," beber Tessa.
(*)