Find Us On Social Media :

'Harus Diantisipasi!' Khawatirkan Kondisi Bharada E dan Hal Buruk Ini Terjadi Saat Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Pengacara Yosua Minta Ferdy Sambo Diborgol

By Annisa Marifah, Selasa, 30 Agustus 2022 | 11:15 WIB

Rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah

Grid.ID - Rekonstruksi pembunuhan Brigadir J digelar pada hari ini Selasa (30/8/2022).

Rekonstruksi pembunuhan Brigadir J diharapkan bisa mengungkap fakta kematian sang polisi.

Melansir Tribunnews.com, rekonstruksi pembunuhan Brigadir J digelar secara tertutup dan melibatkan Komnas HAM serta Kompolnas.

"Ya (berlangsung tertutup)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan

Selain Komnas HAM dan Kompolnas, penyidik dan JPU juga hadir.

"Hanya penyidik, JPU. (Eksternal) Komnas HAM dan Kompolnas," ujar Dedi.

Rekonstruksi ini akan digelar di 2 tempat, yakni di TKP Pertama pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.

Lokasi kedua di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling.

"Dua-duanya (rekonstruksi), di Duren Tiga dan Saguling, info terakhir dari Pak Kabareskrim," kata Dedi.

Baca Juga: Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J Digelar, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Sudah Berada di TKP

Dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J, lima tersangka akan menghadiri proses ini.

"Ya, (semuanya dihadirkan) besok (RED- hari ini)," kata Irjen Dedi.

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com. pada Selasa (30/8/2022), pengacara Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak mengajukan permintaan.

Martin meminta agar tiga tersangka lainnya, yakni Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf dan Bripka Ricky Rizal agar diborgol.

Martin khawatir jika Ferdy Sambo murka melihat Bharada E yang telah membocorkan kebenaran kasus ini.

Memborgol Ferdy Sambo diharapkan bisa memberikan rasa aman dan untuk Bharada E.

"Kami dukung Bharada RE, nanti mungkin tersangka yang lain wajib diborgol saja menurut saya,” kata Martin.

“Supaya ada perasaan aman bagi RE untuk tidak adanya serangan yang bersifat spontan,'" lanjutnya.

Selain serangan fisik, Martin juga takut jika Ferdy Sambo menyerang psikologis Bharada E dengan tatapan mata dan gestur tubuh.

"Namun saya lihat, yang paling krusial bukan serangan fisik, tapi serangan psikologi, yaitu tatapan mata, gestur, harus diantisipasi,” ucap Martin.

“Ketika terjadi kontak mata atau gestur langsung diarahkan ke tempat lain saja," lanjutnya.

Baca Juga: Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Bharada E Dipastikan Tatap Muka dengan Ferdy Sambo

Martin berharap agar Bharada E kuat dan menolak serangan psikologis dari Ferdy Sambo.

"Richard Eliezer saat ini dihadapkan dengan pilihan antara dirinya atau orang lain,” ujar Martin.

“Kalau Richard Eliezer konsisten ingin menyelamatkan dirinya, dia harus berani melawan, siap untuk melakukan mental block terhadap serangan psikologis," sambungnya.

(*)