Grid.ID - Presiden Jokowi mengungkapkan pendapatnya soal Capres dalam pemilu 2024 mendatang.
Menurut Jokowi, elektabilitas tinggi tidak menjamin seseorang bisa menjadi Capres.
Kepada pendukungnya, Jokowi menjelaskan hubungan elektabilitas dengan penentuan Capres dalam pemilu 2024.
Ungkapan ini dijelaskan Jokowi dalam rapat mimpinan nasional (Rapimnas) Kelompok Relawan Bravo 5 Jumat (26/8/2022) lalu.
Sebagai informasi Relawan Bravo 5 adalah relawan pendukung Jokowi sejak Pilpres 2014.
Kelompok relawan ini didirikan oleh para purnawirawan TNI.
Jokowi dalam kesempatan itu memberikan sebuah contoh soal elektabilitas dan terkait dengan proses pencalonan Capres pada 2024 oleh partai politik atau gabungan partai.
Ia mencontohkan, para relawan jika ingin mengajukan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, misalnya, maka tidak bisa begitu saja diusung jadi capres atau cawapres.
“Yang mengajukan partai apa? Mengajukan Pak Luhut, partainya apa. Belum tentu yang elektablitasnya tinggi itu diajukan partai atau gabungan partai," paparnya dikutip dari channel YouTube Kompas TV.
Baca Juga: Dinilai Bisa Tingkatkan Efektivitas, Menkominfo Usulkan Pemilu 2024 Menerapkan Sistem E-Voting
"Kalau kita tidak mau, bagaimana?" sambung Presiden.
Selain itu, Jokowi dalam momen itu juga mengingatkan agar para relawan tidak buru-buru terkait dengan urusan dukung-mendukung Capres.