Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Warga dunia masih berduka usai wafatnya Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022
Ratu Elizabeth II meninggal dunia di usia 96 tahun usai bertahta selama 70 tahun.
Mengutip Bobo.id, Ratu Elizabeth II merupakan pemimpin Kerajaan Inggris sejak 1952 sampai 2022.
Ratu Elizabeth II meneruskan tahta Kerajaan Inggris dari ayahnya, Raja George VI (mangkat pada 6 Februari 1952).
Usai Ratu Elizabeth II tutup usia, tahta kerajaan pun diteruskan pada Pangeran Charles, putra pertama ratu.
Pangeran Charles diberi gelar Raja Charles III.
Hidup hampir satu abad, ternyata Ratu Elizabeth II memiliki selera makan yang baik hingga dirinya bisa berumur panjang dan sehat.
Dilansir Grid.ID dari Reader’s Digest via Kompas.com, ada beberapa daftar makanan yang tidak akan pernah disantap sang ratu, di antaranya rare meat.
Mungkin banyak orang berpikir rare meat adalah bahan terbaik untuk steak.
Akan tetapi, tidak bagi Ratu Elizabeth II.
Menurut McGrady, koki resmi keraaan, Ratu lebih memilih steak yang dimasak well done atau matang.
Ternyata dokter juga menyarankan agar kita tidak mengonsumsi daging yang kurang matang, loh. Apa alasannya?
Perlu diketahui bahwa secara umum, tingkat kematangan steak ada lima, yaitu:
Rare: Dipanggang selama 3-5 menit. Daging sebagian besar masih mentah dan berwarna merah.
Medium rare: Daging steak telah matang di bagian luar, tetapi masih mentah pada bagian tengah.
Medium: Daging telah matang pada bagian luar, tetapi masih tersisa bagian mentahnya di tengah.
Medium well: Perpaduan antara daging yang cukup empuk dan masih terasa juicy. Warna merah daging tersisa sedikit di tengah.
Baca Juga: Wow! Bukan Hanya Inggris, Ini Daftar Negara yang Pernah Dipimpin Ratu Elizabeth II Semasa Hidup
Well done: Daging telah matang secara sempurna. Daging berwarna coklat dengan tekstur yang cenderung keras.
Ahli gizi DR dr Tan Shot Yen sangat tidak menganjurkan konsumsi steak dengan tingkat kematangan di bawah well done.
Sebab ada risiko fatal yang akan terjadi pada tubuh.
"Risiko bukan hanya sekadar cacing dan kista atau telurnya, tapi juga penyakit lain yang dibawa karena daging tidak matang betul," kata dr Tan, Minggu (24/1/2021).
Ia menyebut bahwa restoran yang menyediakan menu steak dengan tingkat kematangan di bawah well done, harus mencantumkan sertifikat keamanan pangan.
"Restoran-restoran bermutu wajib memasang itu, seperti papan izin praktek dokter. Di Jepang pun, restoran-restoran yang menyajikan sashimi harus punya sertifikasi," ucapnya.
Apabila memasak daging hingga matang sempurna, kita tidak perlu takut nutrisinya hilang.
Sebab ingkat kematangan daging tidak berpengaruh terhadap kualitas nutrisi yang terkandung di dalamnya.
"Protein, seng dan zat besi sama saja, mau medium, rare atau well done," kata Tan.
Adapun yang menjadi masalah pada steak adalah jika proses membuatnya menjadi gosong.
"Area-area gosong yang justru disukai karena rasanya itu, berisiko karsinogen karena heterosiklik amino," ujarnya.
Jika mau, ada cara yang lebih sehat dalam memasak daging daripada mengolahnya menjadi steak.
"Di kita, bisa dibuat rawon, pindang, kalio, gulai, soto, dan masih banyak lagi. Ini semua tidak ada risiko daging gosong," jelas Tan.
(*)