Tak berbeda dengan penyelanggaraan sebelumnya, selain berlari, rangkaian Bank Jateng Friendship Run menampilkan budaya dan kuliner lokal untuk menghadirkan pengalaman berlari yang berbeda.
Hal ini sejalan dengan semangat Borobudur Marathon yang diharapkan mengungkit perekonomian masyarakat, terutama pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dilibatkan untuk menjual produk mereka dalam booth pawone.
Pada gelaran Bank Jateng Friendship Run di Jakarta terdapat 5 pawone yang terdiri atas 3 pawone kuliner dan 2 pawone kriya yang bergabung dalam “mini pasar harmoni”.
Untuk kuliner terdapat nasi goreng tiwul Handayani, angkringan Mangut Beong, dan nasi urap Bu Tutik. Sementara, untuk kriya terdapat Pinilih Craft dan Amung Godhong Ecoprint.
Peserta juga dapat mencicipi kuliner lokal berupa nasi uduk, lontong sayur, dan bubur ayam.
Mini pasar harmoni hadir pada setiap kota tuan rumah Bank Jateng Friendship Run dengan membawa keunikan kuliner, budaya dan masyarakat Magelang yang bertemu ciri khas setiap kota yang didatangi.
Inilah keunikan Bank Jateng Friendship Run, dengan meleburnya budaya Magelang dengan keunikan budaya Semarang, Jakarta, Medan dan Makassar.
Budaya Jakarta yang dapat disimak antara lain dayakan topeng ireng yang menjadi tarian pembuka di titik start, palang pintu betawi yang membuka kegiatan di main stage, serta iringan musik tanjidor yang menggelorakan semangat para runners di sepanjang rute lari.
Sederet kegiatan seru dan menyenangkan juga hadir di gelaran Bank Jateng Friendship Run di Jakarta.
Di antaranya pemilihan best costume, senam zumba bersama, kompetisi foto Instagram, hingga permainan arcade yang meramaikan race central.
Tak ketinggalan, acara kian semarak dengan beragam doorprize menarik, di antaranya sepeda lipat, smartphone, smart watch, dan voucher belanja @500 ribu.
(*)