"Dan tiap latihan nadanya dinaikin setengah, dinaikin satu, dinaikin lagi itu aman," paparnya.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku kerap mengalami masalah pada ketenangan sebelum bernyanyi di atas panggung.
Keisya merasa kesulitan ketika bernyanyi ditonton oleh banyak orang, hal itu membuatnya gugup hingga gemetar.
Namun saat penontonnya dinilai tak terlalu banyak, ia selalu berhasil membawakan bagian nada tinggi itu.
Bahkan, Keisya mengaku sampai datangi psikolog setelah mengetahui ada yang tidak beres pada dirinya.
"Pertama kalinya aku ke psikolog kemarin. Ke psikolog bukan hal yang salah kan."
"Aku cuma ngecek kayak ini ada apa sih, kenapa sama aku? Ternyata jatuhnya trauma," ujar Keisya.
Kerap membaca komentar negatif dari warganet membuat Keisya mengalami trauma secara tidak sadar.
Ia berasumsi orang lain yang menonton selalu memiliki pandangan buruk kepadanya.
"Tiap nyanyi yang orangnya (penontonnya) dikit aku nggak papa aku masih aman, aku tenang. Ketika ketemu orang banyak karena aku selalu bacaain asumsi mereka, comment mereka jadinya ke bawa ke alam bawah sadar," sambungnya.
Hingga akhirnya ia mendapatkan tips agar bisa menjaga fokus saat tampil.