Dari sisi kedokteran, Bapak drg I Putu Suprapta, MSc, CMC menambahkan, pentingnya dibuat sebuah perhimpunan untuk membimbing para SPMU agar memiliki pedoman jelas sehingga masyarakat luas sebagai konsumen semakin paham tentang sulam alis/sulam bibir yang aman dan tidak takut mencoba.
Edukasi mengenai bagaimana menjaga kebersihan, penggunaan alat yang benar, dan prosedur pengerjaan yang sesuai standar internasional adalah salah satu bagian dari program kegiatan PERTASPI.
Sedangkan dari sisi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melihat, Indonesia tidak boleh ketinggalan dengan tren pariwisata kecantikan (Wellness & Beauty Tourism) yang sudah dilakukan negara lain seperti Thailand dan Korea Selatan.
Saat ini, tenaga ahli/profesional SPMU Indonesia sebenarnya sudah diakui oleh konsumen dari Singapura dan Malaysia yang datang khusus ke Indonesia untuk melakukan sulam alis dan sulam bibir.
Namun, wadah resmi yang menunjang, membimbing, dan melindungi tenaga ahli/profesional SPMU agar terus go international tetap diperlukan.
“Harapan kami adalah semoga kedepannya, Indonesia tidak hanya dikenal dengan wisata alam dan budaya, tapi juga wisata kecantikan (Wellness & Beauty Tourism). Jika dengan ini jumlah turis mancanegara semakin meningkat, maka dampak positif bagi perekonomian Indonesia pun akan muncul. Untuk aspek dalam negeri, hal ini akan juga membuka peluang lapangan kerja baru di bidang kecantikan,” ujar Bapak Hengky Manurung.
Selain pelatihan dan workshop yang diadakan secara berkala, akan diadakan pula forum diskusi bulanan membahas isu terbaru, dan kompetisi tahunan di dalam negeri maupun luar negeri.
(*)