Grid.ID - Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi pada Pemilu 2024 mendatang.
Pemilu memang menjadi ajang besar bagi rakyat untuk memilih pemimpin negara.
Tak hanya Indonesia, berbagai negara di dunia juga melaksanakan pemilu dengan caranya masing-masing.
Bahkan tak jarang momen pemilu di beberapa negara terdengar unik dan tak biasa.
Berikut beberapa fakta unik tentang pemilu di seluruh dunia seperti dikutip Grid.ID dari TribunTravel.com.
1. Astronot bisa ikut pemilu
Astronot yang sedang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional diperbolehkan untuk mengikuti pemilu sejak tahun 1997.
Saat itu para anggota parlemen Texas sudah membuat suatu ketentuan yang memungkinkan kotak suara yang aman untuk dikirim ke ruang angkasa oleh Mission Control di Houston, Texas.
Setelah astronot menentukan pilihan mereka, kotak-kotak suara mereka yang adalah berupa file-file PDF yang berisi kertas suara yang akan mereka terima dalam email.
Baca Juga: Alasan SBY Pilih Turun Gunung pada Pemilu 2024, 'Bisa Tidak Jujur dan Tidak Adil'
Dikembalikan ke bumi, di mana pegawai akan membuka dokumen yang sudah dikodekan dan menyerahkan hard copy dari surat suara astronot untuk dihitung.
2. Umur 16 tahun bisa ikut pemilu
Jika di Indonesia usia minimal untuk bisa ikut menyoblos adalah 17 tahun, maka di beberapa negara seperti Argentina, Austria, Brazil, Kuba, Ekuador dan Nikaragua, umur 16 tahun udah punya hak pilih dan ikutan menyoblos.
Di beberapa negara tersebut, usia 16 tahun udah dianggap dewasa dan bisa menentukan pilihan bagi negaranya.
3. Cuma laki-laki yang punya hak pilih
Setiap warga negara yang telah memenuhi syarat memilih seharusnya bisa menyuarakan pilihan mereka baik itu laki-laki ataupun perempuan.
Tapi ternyata ada beberapa negara seperti Arab Saudi dan Vatikan yang melarang perempuan untuk ikutan menyoblos.
Namun akhirnya pada tahun 2011 perempuan di Arab Saudi akhirnya diperbolehkan untuk ikutan menyoblos.
Berbeda dengan di Lebanon, dimana perempuan yang memiliki hak pilih adalah perempuan yang telah menunjukkan sertifikan kelulusan Sekolah Dasarnya.
Baca Juga: Untuk Mendapatkan Hasil Pemilu yang Maksimal, Farhat Abbas Berikan Ide Untuk Penundaan Pemilu 2024!
Sedangkan di Bhutan, sebelum tahun 2008, hak suara hanya diberikan kepada kepala keluarga.
Jadi suara sang ayah sebagai pemimpin rumah tangga telah mewakili suara seluruh anggota keluarganya.
4. Napi dan mantan napi tidak bebas memilih
Sebagai orang yang memiliki status kriminal dari data negara, mantan narapidana di beberapa negara di Amerika Serikat harus menunggu beberapa waktu setelah hukumannya untuk mendapatkan hak pilihnya lagi.
Sedangkan, di beberapa negara lainnya juga mantan narapidana tersebut harus melamar untuk mendapatkan hak pilihnya kembali.
5. Kebanyakan pemilu diadakan di hari Minggu
Meski pemilu yang diadakan di Indonesia akan berlangsung pada 17 April mendatang dan diadakan di hari Rabu, tetapi banyak negara di dunia melangsungkan pemilu pada hari Minggu sebagai hari libur.
Menariknya negara-negara persemakmuran Inggris masuk ke pengecualian.
Misalnya, Kanada yang mengadakan pemilu pada Senin, hingga Australia dan Selandia Baru yang memilih hari Sabtu.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Ini Rincian Gaji, Tunjangan, dan Uang Pensiun Presiden dan Wapres Indonesia
6. Pemilu Indonesia terbesar kedua di dunia
Setidaknya dalam pemilu mendatang ada jumlah pemilih yang mencapai 187 juta orang, dan oleh karena itu pemilu di Indonesia menjadi pemilu terbesar kedua di dunia setelah India.
7. Di Belgia hak pilih bisa diwakilkan
Pada dasarnya, sama seperti di Indonesia yang nggak membolehkan rakyatnya untuk diwakilkan dalam pemilu.
Tapi di Belgia, kalau benar-benar harus diwakilkan, harus menyertakan surat kuasa dan membawa kartu identitas pemilih yang diwakili.
Memang bisa, tetapi regulasi dan juga peraturannya yang ketat harus tetap ditaati.
8. Di Gambia, Pemilu pakai kelereng
Ada cara unik pemilu yang diadakan di Gambia yang tentunya berbeda dengan di Indonesia.
Jika di Indonesia pemilu menggunakan surat suara berupa kertas yang berisi daftar calon yang kemudian ditusuk dengan paku, maka di Gambia cara pemilunya dengan memasukkan kelereng ke dalam drum sebagai cara pilihnya.
Di setiap drum pun ditempelkan foto dan juga warna berbeda-beda dari setiap calon sebagai identitas.
Bukan tanpa sebab, ini dikarenakan di Gambia memiliki angka melek huruf yang rendah.
Wah, untung Indonesia tidak seperti itu ya, bayangkan berapa banyak drum yang dibutuhkan setiap pemilu?
9. Di Irlandia, boleh memilih beberapa kandidat
Jika pemilu di Indonesia mengharuskan para pemilihnya untuk memberikan satu pilihan saja, maka beda dengan negara Irlandia.
Dimana kamu bisa memilih beberapa kandidat dan diurutkan sesuai dengan prioritas.
Misalnya ada 10 kandidat, maka kamu bisa memilih semuanya namun harus diurutkan berdasarkan pilihan utamamu.
Bagaimana, malah tambah pusing dan ribet kan dalam menghitungnya.
10. Beberapa negara telah menerapkan e-voting
Australia, Belgium, Brazil, Kanada, Estonia, Prancis, Jerman, India, Italia, Belanda dan berbagai negara lain sudah menerapkan sistem e-voting agar proses pemilihan bisa dilakukan lebih efisien, bagi para pemilih dan juga panitia.
Jadi, tanpa harus menghitung manual, mesin tersebut udah langsung mencetak hasil penghitungan suara yang sah.
Mesin pilih yang digunakan dalam pemilu secara umum juga ada empat jenis, yaitu Direct Recording Electronic (DRE) di Brasil, internet voting di Estonia yang menggunakan digital IDCard, open-source software di Australia, dan crypto-voting di Spanyol.
Wah pasti lebih efisien dan transparan ya hasil suara yang diperoleh!
Itulah deretan fakta unik seputar pemilu dari seluruh dunia.
Semoga bisa menambah pengetahuanmu tentang pemilu, ya!
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul 10 Fakta Unik Pemilu di Seluruh Dunia, Indonesia juga Ada, Apa Saja ya?
(*)