Selain itu, sinden alias waranggono itu juga meninggalkan duka di benak 20 cucu dan 9 cicitnya.
Sosok Hj. Larasatun turut dikenang oleh satu-satunya anak lelaki sekaligus anak sulungnya, Sugit Adji Sabdo Prijono.
Sugit mengatakan sosok ibunya adalah orang yang keras dalam hal mendidik anak-anaknya.
"Keras dalam mendidik dan memberikan keteladanan. Beliau adalah seniman jawa asal Banyumas. Sebagai sinden atau waranggono," ujar Sugit.
Dari kakak Mayangsari juga terungkap fakta bahwa sang ibu meninggal dunia setelah sempat mengalami serangan stroke yang kedua.
Pasalnya, Hj. Larasatun telah menderita stroke sejak tahun 2019 lalu.
"Sekitar enam bulan lalu mengalami stroke kedua," ungkap ipar Bambang Trihatmodjo.
Namun, ketika dibawa kembali ke rumah, kondisi sang ibu semakin hari kian mengalami penurunan.
"Ketika dibawa pulang kondisinya baik, tapi responnya semakin lemah dan kesadarannya menurun," pungkasnya.
Kabar kepergian Hj. Larasatun turut membuat anak semata wayang Mayangsari berduka.
Lewat story Instagramnya, perempuan 16 tahun itu mengunggah sebuah foto sendu di makam sang nenek.