Grid.ID - Kerusuhan suporter bola di Kanjuruhan Malang telah menelan korban hingga 130 orang.
Penggunaan gas air mata saat kejadian kerusuhan suporter bola di Kanjuruhan Malang turut menjadi sorotan publik.
Pasalnya, gas air mata yang dilepaskan guna menekan kerusuhan suporter bola di Kanjuruhan Malang dinilai menjadi salah satu penyebab munculnya korban jiwa.
Melansir dari laman Surya Tribun, sejumlah suporter turun ke lapangan membuat kericuhan usai Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Tim keamanan sampai kewalahan menghalau para suporter yang meringsek turun ke lapangan karena kalah jumlah.
Tak hanya korban jiwa, kerusuhan itu juga mengakibatkan kerusakan fasilitas di stadion hingga 13 mobil rusak.
13 mobil rusak akibat amukan suporter bola, 10 di antaranya adalah mobil dinas polisi, bahkan mobil K9 sampai ikut dibakar.
Selain itu, sejumlah 191 orang hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat insiden tersebut.
“Korban meninggal dunia 130 orang. Luka-luka total 191 orang. Yang jelas itu mereka berdesak-desakan, diinjak-injak,” ujar Wiyanto Wijoyo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dikutip dari Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).
Alhasil, pihak kepolisian menggunakan gas air mata untuk meredam kerusuhan yang terjadi.
Video penggunaan gas air mata oleh polisi itu pun sempat viral di media sosial.