Grid.ID - Najwa Shihab turut menyoroti kasus kerusuhan suporter di Kanjuruhan Malang telah menelan banyak korban jiwa.
Bagi Najwa Shihab, kerusuhan suporter di Kanjuruhan Malang merupakan sebuah tragedi besar.
Terlebih lagi, Najwa Shihab menyoroti banyaknya korban dalam insiden kerusuhan suporter di Kanjuruhan yang mencapai ratusan orang.
Pasalnya, beredar di media sosial menyebutkan jumlah korban tewas tragedi Kanjuruhan mencapai 200 orang lebih.
Kendati begitu, menurut keterangan terakhir yang dihimpun Grid.ID, salah seorang dokter yakni Prof Zubairi Djoerban menyampaikan jumlah korban yang telah mencapai 187 orang.
Hal tersebut disampaikannya lewat media sosial Twitter @ProfesorZubairi pada pukul 10.30 WIB, pada Minggu (2/10/2022).
"Jumlah yang meninggal terus bertambah. Sejauh ini mencapai 187 orang.
Semoga tragedi di Kanjuruhan ini memberi pesan kepada semua insan sepak bola Indonesia untuk berbenah (secara serius) dan menjadi lebih dewasa," tulisnya.
Angka tersebut bertambah dari jumlah korban sebelumnya yang berjumlah 174 orang.
Pernyataan mengenai jumlah korban 174 orang disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
"Kami mendapatkan data dari BPBD Jatim bahwa per pukul 09.30 tadi masih 158 orang yang dinyatakan sebagai korban meninggal dunia," ujar Emil dikutip dari Surya (2/10/2022).
"Namun pada pukul 10.30 jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 174 orang," imbuhnya.
Namun, di media sosial kini mulai banyak beredar jumlah korban jiwa yang terus bertambah.
Terakhir disebutkan banyaknya korban meninggal dunia dari insiden kerusuhan di Kanjuruan mencapai 200 lebih nyawa.
Apabila laporan di media sosial yang menyebut korban lebih dari 200 orang itu terkonfirmasi, maka korban jiwa akibat insiden itu melebihi angka resmi pemerintah.
Banyaknya korban jiwa dalam insiden kerusuhan suporter bola itu turut menyita perhatian Najwa Shihab.
Jurnalis tersebut dengan tegas meminta agar pemerinta segera melakukan evaluasi.
Pasalnya, menurut wanita yang akrab disapa Mbak Nana tersebut, insiden kerusuhan di Kanjuruan itu merupakan sebuah tragedi yang sangat besar.
"Satu nyawa pun sudah terlalu banyak, sudah amat sangat banyak. APALAGI INI.
Evaluasi, evaluasi, evaluasi. Klise? Jelas klise kalau evaluasinya cuma di permukaan. Apalagi kalau direaksi hanya dengan liga berhenti sesaat… lalu berlanjut seperti sedia kala, seakan semuanya baik-baik saja, hanya karena sudah mengeluarkan sanksi, sanksi, dan sanksi," ungkap @najwashihab dikutip Grid.ID pada, Senin (3/10/2022).
Ia mengatakan kendati sudah diberikan sanksi, proses evaluasi masih perlu dilakukan oleh pihak terkait.
"Tidak ada evaluasi jika responsnya hanya menyalahkan dan menghukum mereka yang paling rentan, sama sekali tidak menyentuh mereka yang punya kewenangan, dan berakhir hanya dengan semata ucapan belasungkawa," imbuhnya.
Anak ulama Quraish Shihab itu bahkan menyebut insiden kerusuhan suporter di Kanjuruhan Malang sebagai sebuah tragedi.
"Ratusan nyawa yang hilang ini tragedi luar biasa besar. Ini bukan lagi tragedi bagi sepakbola Indonesia, ini sudah tragedi bagi bangsa Indonesia.
Langkah-langkah luar biasa mutlak dilakukan oleh semua otoritas tertinggi di negeri ini untuk menghukum yang bersalah, merombak yang memang harus dirombak," ungkap Najwa Shihab.
Tak hanya itu, Mbak Nana juga mengajak publik untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.
"Kalimat "ini tanggung jawab BERSAMA" artinya TIDAK ADA yg bertanggung jawab. Menyiratkan keinginan lepas tangan. Jadi mari kita kawal sama-sama. Tragedi ini wajib diusut tuntas," ajak Najwa Shihab.
Di akhir captionnya, ia mengungkapkan belasungkawanya kepada seluruh korban di Kanjuruhan.
"Duka saya untuk semua korban di Kanjuruhan. Hati dan perasaan saya bersama semua keluarga yang kehilangan.
#CatatanNajwa #pssibisaapa," pungkasnya.
(*)