Pihaknya berharap tragedi ini benar-benar diusut hingga tuntas karena ratusan nyawa Aremania melayang usai menghirup gas air mata petugas kepolisian.
"Ini prosedur pengamanannya seperti apa? Kan waktu saya di luar juga bercengkerama sama polisi polisi, ternyata yang jaga itu polisi luar Malang, dari Ngawi, Madiun, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Pasuruan, lah terus polisi Malang suruh jaga apa? Kok dikasih polisi penugasan dari luar."
"Ini harus diusut tuntas. Karena ini bukan pengamanan tapi justru pembantaian namanya.
Ini sudah arogan, harusnya secara persuasif dulu prosedurnya. Apalagi anak-anak tidak merusak."
"Kalau yang ricuh di luar stadion itu karena anak anak tahu di dalam banyak meninggal makanya jadi ngamuk."
"Bukan saya membanding-bandingkan ya, kemarin Bonek buat rusuh di Sidoarjo lawan RANS FC, tidak ada gas air mata, karena pemain tim tamu sudah aman,” pungkas Amin Fals.
(*)
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul, Saksi Hidup Tragedi Stadion Kanjuruhan, Aremania Jalur Gazza Lihat Wajah Teman Tewas Berwarna Biru