Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Beberapa waktu belakangan publik dihebohkan oleh kabar kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT yang dilakukan selebritis Rizky Billar pada istrinya, Lesti Kejora.
Buntut dari kasus tersebut, Lesti Kejora melaporkan Rizky Billar atas dugaan KDRT pada Rabu (28/9/2022) di Polres Metro Jakarta Selatan.
Polisi menyebut bahwa Lesti Kejora mengalami trauma dan tidak ingin berada dalam satu rumah dengan Rizky Billar.
"Yang bersangkutan sekarang sudah di rumah tapi dalam kondisi pemulihan. Dan yang bersangkutan tidak ingin berada satu rumah dengan saudara terlapor karena trauma," kata Zulpan, Selasa (4/10/2022), seperti Grid.ID kutip dari Kompas.com.
Perlu diketahui bahwa bentuk KDRT bisa bermacam-macam, seperti kekerasan seksual, fisik, hingga emosional.
Semua itu termasuk kekerasan dalam rumah tangga yang bisa menyebabkan trauma bagi korban.
Apabila trauma itu tidak bisa diatasi, kesejahteraan fisik dan emosional korban bisa terganggu.
Berikut Grid.ID sudah melansirnya dari laman HealthShots via Nova, cara mengatasi trauma KDRT:
1. Sadari adanya KDRT
Korban harus menyadari sedang berada dalam hubungan yang kasar.
Kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu melibatkan penyerangan fisik.
Sebagian besar orang yang mengalami KDRT tidak mengenali pola relasional tersebut.
2. Cintai diri sendiri
Tidak sedikit korban KDRT memiliki perasaan insecure dan kesulitan dalam menjalin hubungan.
Untuk mengatasinya, penting untuk belajar mencintai diri sendiri.
Kemudian, cobalah mulai berinteraksi dengan lingkungan atau orang terdekat.
Sebab dengan berbagi pemikiran, perlahan mengatasi trauma yang dirasakan.
3. Konsultasi dengan terapis
Berkonsultasi dengan terapis atau konselor juga bisa menjadi langkah baik.
Terapis akan membantu mengekspresikan emosi sehingga bisa memproses trauma.
4. Mendefinisikan diri sendiri
Sadari bahwa usai mengalami KDRT tentu membutuhkan waktu yang tak singkat untuk sembuh.
Mulailah mendefinisikan ulang diri sendiri, menciptakan rasa baru tentang diri sendiri, dan menyusun masa depan.
(*)