Laporan Wartawan Grid.ID, Nur Andriana Sari
Grid.ID - Kisah seorang wanita yang tinggal bersama 31 satu pria di sebuah pulau terpencil memang sempat menjadi sorotan.
Wanita asal Jepang bernama Kazuko Higa ini tentunya sukses membuat banyak orang merasa penasaran.
Tak hanya itu, kedatangannya di Yokohama pada tahun 1952 juga berhasil membuat orang berbondong-bondong untuk melihatnya.
Sebab, digadang-gadang memiliki hal yang luar biasa pada wanita berpakaian kimono tersebut.
Kedatangannya yang berhasil menciptakan kerumunan itu memang berkaitan dengan julukannya seagai Ratu Pulau Anatahan.
Melansir dari Grid Hype pada Senin (10/10/2022), Kazujo Higa tinggal bersama 31 orang laki-laki di pulau kecil pasifik selama bertahun-tahun saat terjadi Perang Dunia II.
Naasnya, sebagian besar dari 31 pria yang tinggal bersamanya justru tewas.
Pulau Anatahan berada di Samudra Pasifik mencakup area 33 km persegi dengan gunung berapi aktif.
Misionaris Spanyol tiba di pulau tersebut pada tahun 1868 dan membawa orang pribumi keluar dari sana.
Mereka lantas membangun perkebunan kelapa dengan hasil 125 ton per tahun.
Orang-orang Spanyol lantas menjual lahan tersebut ke Jerman dan Jepang setelah Perang Dunia I.
Kazuko Higa merupakan istri dari Shoici Higa yang merupakan lelaki suruhan Jepang untuk menjaga pekerja di wilayah itu.
Suatu hati, Shoici pergi keluar dari pulau tersebut dan berjanji untuk kembali, namun tak jua ditepati.
Kazuko Higa yang mengira suaminya telah meninggal, lantas menikah dengan bos suaminya yang bernama Kikuichiro Higa.
Tak lama, mereka justru mendapat teror bom dan harus menyelamatkan diri ke tengah hutan.
Pada Juni 1944 Angkatan Udara AS, menembak jatuh tiga kapal perang Jepang di lepas pantai Anatahan.
31 marinir Jepang yang selamat berenang ke darat dibantu Tuan Kikuichiro dan istrinya Kazuko.
Pulau tersebut tetap damai saat di luar sedang ramai dengan Perang Dunia.
Saat Jepang menyerah pada 1945, pesawat-pesawat Amerika menyebarkan selebaran di Pulau Anatahan mengatakan bahwa perang telah berakhir.
Sayangnya, 31 tentara tidak percaya dan masih bertekad untuk tetap di pulau itu.
Pada tahun 1946, Tuan Kikuichiro sakit parah dan meninggal dunia, sehingga Kazuko menggantikan suaminya menjadi penguasa pulau tersebut.
Ia lantas menjadi satu-satunya wanita di pulau terpencil tersebut dan digambarkan sebagai seorang ratu.
Siapa sangka, semua prajurit yang berada di pulau tersebut justru menginginkan Kazuko.
Terjadi keributan, Jenderal Ishida lantas meminta seorang lelaki untuk menikahi Kazuko.
Sayangnya kehidupan rumah tangga mereka tidak bertahan lama sebelum akhirnya suami Kazuko mati tenggelam.
Anehnya, Kazuko yang terus menikah dengan laki-laki lain justru berakhir tragis lantaran kematian yang tak terduga.
Bahkan, sebanyak 11 orang tewas termasuk salah satunya ditemukan dengan 13 luka tusuk.
Hal tersebut diduga terjadi karena rasa sakit hati prajurit yang tidak bisa menikahi Kazuko.
Pada Juli 1950 para pria tersisa di pulau itu bertekat membawa Kazuko mati karena mereka pikir dia adalah sumber masalah.
Kazuko melarikan diri dan berhasil diselamatkan oleh militer AS higga akhirnya dikembalikan ke Jepang.
Bak dongeng, Kazuko justru kembali bertemu dengan suami lamanya yang sempat ia kira meninggal dunia.
Dikutip dari Bangkapos.com, Kazuko akhirnya bertemu suaminya Shoichi ketika kembali ke kota asalnya, Oninawa.
Setelah sebelumnya ia berpikir sang suami sudah meninggal dunia, Kazuko tak menyangka jika ternyata Shoichi masih hidup,
Pertemuan itu lantas membuat keduanya kembali bersama usai terpisah ricuhnya peperangan.
Adapun para lelaki yang tertinggal di Pulau Anatahan tetap tak percaya jika perang sudah berakhir.
Para prajurit akhirnya menyerah dan minta dikembalikan ke daerah asalnya.
Baca Juga: Rasakan Timah Panas dalam Pertempuran Timor Leste hingga Dipenjara di Pulau Terpencil, Inilah Berliku, 'Si Burung Bernyanyi' Penyampai Berita Perjuangan Bumi Lorosae Namun, tahun 1951 ketika Amerika mengirim foto kerabat mereka, tentara itu memutuskan ingin kembali dan meninggalkan pulau itu.
Salah satu tentara bernama Junji Inoue bercerita tentang saat dia tinggal bersama Kazuko di pulau itu, di mana 11 pria tewas karena memperebutkan cintanya.
Ini adalah sesuatu yang tidak pernah diceritakan Kazuko.
Adapun prajurit yang tersisa, mereka telah menderita banyak kerugian saat tinggal di pulau-pulau terpencil selama bertahun-tahun.
Mereka tidak tahu apa-apa tentang masyarakat, banyak dari mereka memiliki istri dan anak-anak yang menikah lagi karena mereka pikir suami mereka meninggal dalam pertempuran.
(*)