Satu lagi, Pengawal Hitam, yang juga dikenal sebagai Abd al-Bukhari (budak Bukhari), pasukan budak kulit hitam, yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada Sultan.
Moulay Ismail juga mengendalikan armada besar corsair yang berbasis di Sale Lama (Sale saat ini) dan Sale Baru (Rabat saat ini).
Armada tersebut secara teratur memasok Sultan dengan senjata dan budak Kristen melalui serangannya dari Mediterania ke Laut Hitam.
Melansir Lesson from History, kerajaan Maroko menjalin hubungan diplomatik yang berarti selama pemerintahan Ismail, terutama dengan Prancis, Inggris Raya, dan Spanyol.
Orang Eropa menjulukinya ‘Raja Berdarah’ atau ‘Yang Haus Darah’, karena kekejamannya.
Di Maroko, dia dikenal sebagai ‘Raja Prajurit’.
Menurut Guinness Book of World Records, Moulay Ismail menjadi ayah dari 888 anak, keturunan tertinggi sepanjang sejarah yang dapat diverifikasi.
Dominique Busnot, seorang diplomat Prancis yang sering melakukan ekspedisi ke Maroko, memberikan catatan bahwa Sultan mungkin memiliki 1.171 anak dari empat istri dan 500 selir.
Saat catatan itu dibuat, Ismail berusia 57 tahun dan telah memerintah selama 32 tahun.
Dilihat dari jumlahnya yang relatif tinggi, sekelompok ilmuwan melakukan simulasi untuk memverifikasi berapa kali Moulay Ismail seharusnya berhubungan badan, hingga menjadi ayah yang memiliki banyak anak, dan berapa banyak istri yang benar-benar dibutuhkan untuk itu.